Lima Tahun Terakhir, Kawasan Industri Intiland Kian Kinclong

Dalam rentang 2020-2024, kawasan industri menunjukan tren pertumbuhan cukup signifikan. Sempat turun pada 2022 dan 2023, kondisi berbalik pada 2024/foto: intiland

Jakarta, landbank.co.id– Kawasan industri menjadi salah satu sumber pendapatan penting bagi PT Intiland Development Tbk (Intiland) tahun 2024.

Indikasi itu dapat terlihat dari tren lima tahun terakhir yang berhasil ditorehkan oleh Intiland, yakni dalam rentang 2020-2024.

Bacaan Lainnya

Sumber pemasukan dari segmen kawasan industri Intiland mencakup penjualan lahan dan pendapatan usaha, yakni pengelolaan kawasan, pengelolaan limbah, dan penyewaan fasilitas pergudangan.

Dalam rentang 2020-2024, kawasan industri menunjukan tren pertumbuhan cukup signifikan. Sempat turun pada 2022 dan 2023, kondisi berbalik pada 2024.

Tahun 2024, kawasan industri menyetor pemasukan Rp744,23 miliar dengan komposisi utama dari penjualan lahan Rp638,34 miliar dan pendapatan usaha Rp105,88 miliar.

Baca juga: Bos Intiland Beberkan Alasan Kerja Sama dengan Perusahaan Korea Selatan

Torehan pada 2024 menjadi puncak dalam rentang lima tahun terakhir. Maklum, pada 2020, pemasukan dari kawasan industri masih di angka Rp115,11 miliar.

Bahkan, torehan kawasan industri Intiland tahun 2024 jauh melampaui raihan sebelum terjadinya pandemi Covid-19, mengingat pada 2019 baru mengantongi Rp136,31 miliar.

“Di tengah kondisi pasar properti yang masih penuh tantangan pada 2024, kami mencermati adanya tren meningkatnya permintaan terhadap lahan industri. Gejala ini terjadi seiring pertumbuhan investasi  di sektor manufaktur dan logistik, termasuk kebutuhan relokasi pabrik-pabrik ke dalam kawasan industri,” kata Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland Archied Noto Pradono dikutip Jumat, 28 Maret 2025.

Saat ini, Intiland mengandalkan dua kawasan industri strategis dan kawasan pergudangan.

Ketiga proyek itu mencakup Ngoro Industrial Park (NIP) di Mojokerto, Jawa Timur dan Batang Industrial Park (BIP) di Kabupaten Batang, Jawa Tengah.

Selain itu, pergudangan Aeropolis Technopark, Tangerang, Banten.

Baca juga: Serapan Lahan Kawasan Industri Tertinggi Sejak Pandemi

Archied menjelaskan, sebagai pengembangan kawasan industri baru, Batang Industrial Park berhasil memberikan kontribusi signifikan bagi kinerja pendapatan usaha. Selain lokasinya yang strategis, BIP dikembangkan sebagai kawasan industri modern dengan fasilitas dan infrastruktur yang baik.

Saat ini, BIP mendapatkan kepercayaan sejumlah perusahaan multinasional dan nasional yang telah membangun pabrik baru di kawasan tersebut.

“Ke depan kami akan fokus di sektor industrial estate seiring dengan fokus dari target pertumbuhan pemerintah sebesar 8 persen, yang salah satunya melalui upaya menaikkan investasi langsung dari luar negeri,” ujar Archied.

 

Relokasi Pabrik

Sementara itu, sejumlah kawasan industri di Indonesia dapat menjadi alternatif tempat merelokasi pabrik milik perusahaan China.

Saat ini, Indonesia memiliki banyak kawasan industri, termasuk kawasan ekonomi khusus (KEK) yang dapat menampung relokasi pabrik tersebut.

Head of Industrial and Logistics Colliers Indonesia, Rivan Munansa, pernah mengatakan, Batam merupakan salah satu wilayah Indonesia yang secara lokasi memang cukup strategis terlebih karena berseberangan dengan negara seperti Singapura.

Pos terkait