Jakarta, landbank.co.id– PT Jababeka Tbk (KIJA) mampu membalikkan keadaan dari semula merugi pada kuartal pertama 2024 menjadi menuai laba per akhir Maret 2025.
“Perseroan membukukan laba bersih Rp200,5 miliar, berbalik dari rugi bersih Rp107,7 miliar pada kuartal pertama 2024,” urai manajemen PT Jababeka Tbk dikutip Minggu, 4 Mei 2025.
Menurut manajemen PT Jababeka Tbk, kemampuan Perseroan meraih laba bersih terutama karena pertumbuhan pendapatan dan perbaikan margin laba kotor secara keseluruhan.
Lalu, rugi selisih kurs emiten berkode saham KIJA ini sepanjang tiga bulan pertama 2025 sebesar Rp100,4 miliar, sedikit berkurang dari Rp114,8 miliar pada periode sama 2024.
Kemudian, EBITDA pada triwulan pertama 2025 melejit 166 persen menjadi Rp481,5 miliar dari Rp181,0 miliar pada periode sama 2024.
“Kenaikan EBITDA yang signifikan mencerminkan pertumbuhan operasional yang kuat dengan kontrol biaya yang efisien,” kata manajemen Jababeka.
Jababeka mencatat kinerja yang sangat kuat pada kuartal pertama tahun 2025 dengan membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp1,29 triliun alias bertumbuh 87 persen dibandingkan dengan Rp690,0 miliar pada kuartal pertama tahun 2024.
Pendapatan dari Pilar Land Development & Property melonjak 230 persen menjadi Rp690,1 miliar, naik dari Rp208,9 miliar pada periode tiga bulan pertama 2024.
“Pertumbuhan signifikan ini ditopang oleh penjualan tanah kavling sebesar Rp638,5 miliar, meningkat hampir 6 kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya,” papar manajemen KIJA.
Kawasan Kendal menjadi kontributor utama, mencerminkan daya tariknya sebagai kawasan investasi baru yang menjanjikan.
Penjualan properti dengan bangunan (rumah dan tanah, apartemen, ruang perkantoran, dan bangunan pabrik standar) dan sewa menghasilkan pendapatan sebesar Rp51,6 miliar.
Pendapatan dari Pilar Infrastruktur meningkat 26 persen menjadi Rp568,3 miliar untuk tiga bulan pertama tahun 2025, dibandingkan dengan Rp 449,3 miliar pada periode yang sama tahun 2024.
Hal ini sebagian didorong oleh segmen ketenagalistrikan, yang tumbuh dari Rp286,0 miliar pada kuartal pertama 2024 menjadi Rp384,2 miliar periode sama 2025, yang didukung oleh peningkatan konsumsi listrik dari pelanggan (tenant) di Kendal dan Cikarang.
Selain itu, pendapatan dari segmen jasa dan pemeliharaan (air, air limbah, pengelolaan perkebunan, dan lainnya) tumbuh 18 persen menjadi Rp121,5 miliar pada kuartal pertama 2025 dari Rp102,7 miliar pada periode sama 2024 juga ditopang oleh peningkatan kegiatan operasional dan produksi tenant di Kendal.
Terakhir, pendapatan dry port (CDP) meningkat dari Rp60,6 miliar kuartal I/2024 menjadi Rp62,6 miliar pada kuartal I/2025, yang terutama disebabkan oleh pertumbuhan bisnis pendukung.
Porsi pendapatan berulang dari pilar infrastruktur tercatat 44 persen dari total pendapatan, turun dari 65 persen pada tahun sebelumnya, disebabkan oleh kontribusi yang lebih besar (relatif) dari Land Development dan Properti pada kuartal pertama tahun 2025.