Kembali ke daftar 10 peraih pendapatan terbesar. Di posisi kedua adalah PT Lippo Kawaraci Tbk (LPKR) dengan raihan Rp9,25 triliun.
Pengembang kota mandiri Lippo Karawaci di Tangerang ini harus puas mencatat penurunan pendapatan pada periode sembilan bulan 2024, mengingat periode sama 2023 masih di level Rp12,33 triliun.
PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) berkibar sepanjang Januari-September 2024. Pengembang kota mandiri Summarecon Bekasi ini menempati peringkat ketiga terbesar dengan mengantongi pendapatan Rp7,54 triliun.
Pendapatan SMRA itu melonjak sekitar 49 persen bila dibandingkan dengan periode sama 2023 yang masih diposisi Rp5,06 triliun.
SMRA merupakan salah satu emiten properti yang cukup kuat dalam mendulang pertumbuhan.
Per akhir September 2024, bukan hanya pendapatan yang melejit. Laba bersih pengembang kota mandiri Summarecon Bogor ini juga melambung.
Mengutip laporan keuangan perseroan, per akhir September 2024, laba bersih SMRA sekitar Rp933,70 miliar, padahal pada periode sama 2023 masih bertengger di level Rp653,02 miliar.
Lalu, peringkat keempat ditempati oleh PT Ciputra Development Tbk (CTRA) yang mengoleksi pendapatan Rp7,11 triliun.
Angka itu menanjak, maklum per akhir September 2023 masih di posisi Rp6,58 triliun.
CTRA punya enam strategi dalam mengerek pertumbuhan. Salah satunya adalah mempertahankan kecukupan lahan atau cadangan lahan (land bank).
Untuk ini, caranya adalah melalui replenishing di proyek-proyek existing maupun mencari lokasi baru yang strategis.
Hingga Juni 2024 cadangan lahan Perseroan terdiri atas land bank yang dimiliki langsung oleh Perseroan (directly owned) sekitar 2.000 hektare.
Lalu, land bank untuk pengembangan proyek kerjasama operasi (KSO) sekitar 4.250 ha, dimana land bank KSO ini tidak dimiliki Perseroan, melainkan oleh mitra KSO.
“Perseroan mempertahankan kecukupan land bank dengan cara membebaskan lahan seluas lahan yang terjual,” papar manajemen CTRA saat paparan publik, beberapa waktu lalu.
(*)