Jakarta, landbank.co.id– Tahun 2024 dinilai memiliki sejumlah kondisi yang menantang bagi para pelaku industri properti, termasuk bagi PT Intiland Development Tbk (DILD).
Emiten berkode saham itu harus puas membukukan penurunan pendapatan pada 2024 dibandingkan tahun 2023.
Sekalipun demikian, PT Intiland Development Tbk mampu menjaga laba bersih tetap stabil pada 2024 dibandingkan dengan setahun sebelumnya.
Pada 2024, pendapatan usaha Intiland bertengger di posisi Rp2,55 triliun, sedangkan setahun sebelumnya masih di angka Rp3,9 triliun.
Manajemen Intiland mengaku bahwa pendapatan dari pengembangan (development income) memberikan kontribusi Rp1,66 triliun atau 65 persen dari keseluruhan.
Baca juga: Giliran Intiland Membalikan Keadaan, Raup Pendapatan Rp3,90 Triliun
Perseroan tercatat membukukan pendapatan berkelanjutan (recurring income) sebesar Rp883,8 miliar, atau 25 persen dari keseluruhan pendapatan usaha.
Dilihat dari segmen pengembangannya, kawasan perumahan memberikan kontribusi pendapatan usaha Rp659,4 miliar, atau mengalami penurunan 22,1 persen dibandingkan tahun 2023.
Lalu, segmen mixed-use dan high rise mencatatkan pendapatan usaha Rp371,8 miliar, atau mengalami penurunan 81,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca juga: Dari Hasil Bumi ke Properti, Sosok Visioner Hendro Santoso Gondokusumo
Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland Archied Noto Pradono mengatakan, segmen properti investasi yang merupakan sumber pendapatan berkelanjutan juga mengalami pertumbuhan pada 2024.
Segmen ini membukukan pendapatan sebesar Rp883,8 miliar, atau naik 14,6 persen dibandingkan tahun 2023 yang tercatat sebesar Rp771,3 miliar.
Kontribusi terbesar masih berasal dari pengelolaan fasilitas dan sarana olahraga, serta dari penyewaan perkantoran.