Jakarta, landbank.co.id – Harga emas dunia (XAU/USD) melonjak lebih dari 2 persen pada akhir perdagangan Senin malam waktu Indonesia, 20 Oktober 2025.
Kenaikan tersebut membuat harga logam mulia kembali mendekati level tertinggi sepanjang masa, seiring meningkatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve dan memburuknya ketidakpastian global.
Kenaikan harga emas terjadi setelah sebelumnya mencetak rekor tertinggi di level $4.378,69 per troy ounce pada Jumat pekan lalu. Namun, harga sempat terkoreksi 1,8 persen menjelang akhir pekan setelah Presiden AS Donald Trump mengeluarkan pernyataan yang meredakan sebagian ketegangan dagang dengan China.
Meski sempat turun, sentimen pasar terhadap aset lindung nilai tetap kuat. Permintaan terhadap safe haven seperti emas meningkat, terutama di tengah ketegangan perdagangan AS-China yang belum mereda dan potensi pelonggaran kebijakan moneter AS.
Menurut Wisnu Dewojati, Analis Dupoin Futures Indonesia, pergerakan harga emas masih menunjukkan tren naik yang solid secara teknikal.
“Kombinasi indikator seperti candlestick dan Moving Average menunjukkan arah kenaikan yang masih terjaga. Tekanan beli tetap dominan,” ujarnya dalam pernyataan resmi yang diterima landbank.co.id, Selasa, 21 Oktober 2025.
Wisnu menambahkan bahwa selama emas bertahan di atas support kunci $4.186, peluang reli lebih lanjut tetap terbuka. Level resistance utama berada di sekitar $4.350. Jika harga mampu menembusnya, target berikutnya berada pada kisaran $4.375–$4.400 per troy ounce.
“Pola ascending channel pada grafik harian mendukung potensi lanjutan tren naik. Namun, koreksi teknikal ke area $4.180–$4.200 masih mungkin terjadi dalam jangka pendek,” jelasnya.
Wisnu juga mengingatkan bahwa volatilitas pasar bisa meningkat menjelang rilis sejumlah data ekonomi penting AS serta pernyataan pejabat The Fed pekan ini. Faktor-faktor tersebut berpotensi menjadi katalis baru bagi pergerakan harga emas.
“Investor perlu tetap waspada. Koreksi teknikal sesekali justru bisa menjadi peluang re-entry bagi yang menunggu momentum beli,” pungkasnya.
Dengan kombinasi faktor fundamental dan teknikal yang mendukung, harga emas diperkirakan akan tetap berada dalam fase bullish jangka menengah. Namun, pasar akan tetap sensitif terhadap dinamika suku bunga The Fed serta ketegangan geopolitik global.
(*)





