Landbank.co.id
Beranda Pasar Modal Antrean Perusahaan yang Mau Masuk Bursa Bertambah, Ada Perusahaan Properti

Antrean Perusahaan yang Mau Masuk Bursa Bertambah, Ada Perusahaan Properti

Ada perusahaan properti yang siap-siap masuk ke Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan itu bagian dari 27 antrean yang segera melantai di Bursa/foto: capture idx.co.id

Jakarta, landbank.co.id–  Ada perusahaan properti yang siap-siap masuk ke Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan itu bagian dari 27 antrean yang segera melantai di Bursa.

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat terdapat 27 perusahaan berada dalam pipeline (antrian) pencatatan perdana saham (initial public offering/ IPO) di tengah jumlah emiten di BEI yang telah mencapai 911 sampai saat ini.

“Sampai 26 Januari 2024, telah tercatat 8 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI (selama 2024) dengan dana dihimpun mencapai Rp1,36 triliun,” ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna dikutip Antara di Jakarta, Jumat, 26 Januari 2024.

Dari 27 perusahaan dalam antrean IPO, Nyoman merincikan sebanyak 19 perusahaan beraset skala menengah antara Rp50 miliar sampai Rp250 miliar.

Lalu, enam perusahaan beraset skala besar.di atas Rp250 miliar serta dua perusahaan beraset skala kecil di bawah Rp50 miliar.

Berdasarkan sektor, ia menjelaskan tujuh perusahaan sektor industri, enam perusahaan sektor barang konsumen primer, lima perusahaan sektor teknologi, serta tiga perusahaan sektor barang konsumen non primer.

Baca Juga:  Segmen Industri Menyumbang 82,41 Persen Prapenjualan Puradelta Lestari (DMAS) Tahun 2023

Kemudian, dua perusahaan sektor barang baku, satu perusahaan sektor energi, satu perusahaan sektor transportasi & logistik, satu perusahaan sektor infrastruktur, serta satu perusahaan sektor properti.

Nyoman mengungkapkan, telah diterbitkan sebanyak 8 emisi dari 7 penerbit Efek Bersifat Utang dan Sukuk (EBUS) dengan dana yang dihimpun mencapai Rp6,4 triliun hingga 26 Januari 2024.

“Sampai 26 Januari 2024, terdapat 15 emisi dari 10 penerbit EBUS yang sedang berada dalam antrian,” ujar Nyoman.

Sepuluh perusahaan penerbit EBUS dalam antrian diantaranya tiga perusahaan sektor energi, tiga perusahaan sektor keuangan, satu perusahaan sektor barang baku.

Kemudian, satu perusahaan sektor kesehatan, satu perusahaan sektor industri, dan satu perusahaan sektor infrastruktur.

Halaman: 1 2

Iklan