Pasar Properti Bekasi Masih Seksi

Pengembang di Bekasi, Jawa Barat menilai pasar properti di kawasan itu masih cukup potensial, sekalipun di tengah penurunan daya beli/foto: rei bekasi

Jakarta, landbank.co.id- Pengembang properti di Bekasi, Jawa Barat menilai pasar properti di kawasan itu masih cukup potensial, sekalipun di tengah penurunan daya beli.

“Seturun-turunnya daya beli, Bekasi masih menjanjikan, terutama untuk segmen rumah subsidi FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan). Selama lokasi dan kualitas proyek dikelola dengan baik, pasar tetap menyerap,” kata Ketua Realestat Indonesia (REI) Komisariat Bekasi, H Curahman dalam keterangan tertulis yang diperoleh landbank.co.id, Senin, 28 April 2025.

Bacaan Lainnya

Pernyataan Curahman cukup relevan bila merujuk data Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) yang menaungi Kredit Pemilikan Rumah (KPR) FLPP.

Pada 2024, secara nasional, kontribusi Kabupaten Bekasi dan Kota Bekasi terhadap penyerapan KPR FLPP merupakan yang terbesar.

Baca juga: Insentif PBG dan BPHTB Disambut Antusias Pengembang Bekasi

Ketika itu, penyaluran KPR FLPP menyentuh 13.932 unit atau sekitar 6,95 persen dari total penyaluran tahun 2024 sebanyak 200.300 unit.

Dari sisi nilai, kontribusi Bekasi sekitar Rp1,86 triliun atau setara dengan 7,57 persen terhadap total KPR FLPP yang sebesar Rp24,57 triliun.

Di sisi lain, kata Curahman, rumah komersial dengan harga di atas Rp500 juta per unit memang sedang ‘berat’, namun pasar menengah di kisaran Rp200–300 juta masih aktif dan layak digarap.

Dia menambahkan, strategi seperti memperkecil luasan bangunan tanpa mengorbankan kualitas, serta melakukan pendekatan pemasaran yang lebih agresif, diyakini dapat mendorong daya serap pasar.

Curahman juga menekankan pentingnya kreativitas para pengembang, tidak hanya dalam desain produk, tetapi juga dalam proses promosi.

“Marketing harus ditingkatkan. Jangan konvensional. Digital marketing dan promo-promo kreatif bisa jadi senjata utama saat ini,” kata dia di sela Halal Bihalal REI Komisariat Bekasi di Hotel Holiday Inn, Jababeka, Cikarang, Bekasi, Kamis, 24 April 2025.

Baca juga: Grand Wisata Bekasi Sodorkan Klaster Giva

Dia menyebutkan bahwa anggota REI Bekasi yang aktif saat ini berjumlah 78 perusahaan, namun bisa dibilang jumlah proyeknya lebih banyak karena satu keanggotaan seringkali memiliki lebih dari satu proyek dan perusahaan.

Sementara itu, Ketua DPD REI Jawa Barat, Norman Nurdjaman, yang turut hadir dalam acara tersebut menyampaikan bahwa Bekasi adalah backbone penjualan REI di seluruh Jawa Barat.

Dia mengatakan, meskipun kondisi pasar sedang berat, kontribusi Bekasi tetap signifikan dalam menjaga stabilitas sektor properti di wilayah Jabar.

“Komisariat Bekasi ini jadi barometer REI Jabar. Penjualannya terbesar. Bahkan potensi pertumbuhannya juga terus meningkat, bahkan mencapai 12 persen, sebagaimana disampaikan pihak BTN,” tutur Norman.

Namun demikian, ia tak menutup mata terhadap tantangan yang menghambat pergerakan para pengembang. Salah satu momok utama yang disebutkan adalah perizinan, yang dalam banyak kasus bisa memakan waktu hingga 11 bulan.

“Kalau developer sebagian besar didanai bank, maka selama 11 bulan itu mereka hanya bayar bunga tanpa bisa menjual. Sementara harga material terus naik. Ini jadi tekanan luar biasa,” katanya.

Pos terkait