Jakarta, landbank.co.id– Penjualan apartemen hak milik atau kondominium di Jakarta diprediksi relatif stabil dalam tiga tahun kedepan.
Pada kuartal pertama 2025, dalam catatan konsultan properti, PT Leads Property Services Indonesia (Leads Property), pasar Jakarta menyerap 185 unit kondominium.
Melihat kondisi yang ada, masih mengutip Leads Property, para pengembang properti dalam meluncurkan proyek kondominium baru.
Selama kuartal I/2025, kata Martin Samuel Hutapea, associate director Research & Consultancy Department Leads Property, tidak ada proyek kondominium baru yang diluncurkan di Jakarta.
Para pengembang masih mempertahankan pendekatan yang hati-hati mengingat melambatnya permintaan serta kekhawatiran terhadap kelebihan pasokan unit.
Akibatnya, para pengembang cenderung memprioritaskan penyerapaan stok yang masih tersisa, sehingga pasokan kumulatif tetap stabil pada angka 259.900 unit.
Baca juga: Penjualan Apartemen Agung Podomoro Melejit 187 Persen
Permintaan kumulatif tercatat sebanyak 215.249 unit, dengan terjualnya 185 unit pada kuartal ini.
“Dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, permintaan triwulanan pada kuartal ini menunjukkan angka yang kurang lebih sama,” jelas Martin dalam risetnya Selasa, 6 Mei 2025.
Persepsi bahwa investasi pada sektor hunian vertikal kurang menarik menyebabkan investor mengabaikan jenis aset ini, terutama pada segmen pasar massal.
Dia menerangkan, persaingan ketat dari hunian tapak di wilayah Jabodetabek juga telah menggeser preferensi pembeli.
“Namun demikian, terdapat satu segmen khusus, yaitu kondominium kelas atas, yang masih mencatat permintaan karena memiliki pasar tersendiri, ditandai dengan kekuatan beli yang tinggi dari para end-user sebagai pembeli utama,” ujar Martin.
Meskipun terjadi perlambatan permintaan, tingkat penjualan berhasil meningkat sedikit sebesar 0,1 poin persentase menjadi 82,8 persen secara kuartalan.
Baca juga: Tidak Hanya Bangun Apartemen, Ini Strategi BSBK Pada 2025
Angka ini relatif stabil sejak tahun 2021, yang menunjukkan bahwa pasar kondominium di Jakarta dianggap stabil dalam jangka panjang, meskipun permintaannya terbatas. Kemungkinan besar, kondisi ini akan membayangi pasar kondominium Jakarta setidaknya dalam jangka pendek, yakni sekitar tiga tahun ke depan.
Jurus Diskon
Sementara itu, kata Leads Property, tidak terdapat perubahan signifikan dari sisi harga, di mana harga di kawasan pusat bisnis central business district (CBD) Jakarta naik sedikit sebesar 0,3 persen secara kuartalan, sedangkan kawasan utama lainnya juga menunjukkan kenaikan yang tidak signifikan sebesar 0,2 persen secara kuartalan, masing-masing mencatat harga sebesar Rp57,7 juta per meter persegi dan Rp47,6 juta per meter persegi.