Jakarta, landbank.co.id– Emiten properti PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) punya bekal untuk melanjutkan pertumbuhan berkelanjutan.
Pada 2023, anggota kelompok properti Sinar Mas Land (SML) ini mencatat pertumbuhan pendapatan 12,74 persen menjadi Rp11,54 triliun dibandingkan pendapatan BSDE setahun sebelumnya yang sebesar Rp10,24 triliun.
“Harapan kami, pascapemilu, perekonomian nasional kembali berjalan normal. Dengan posisi kas dan setara kas sebesar Rp9,43 triliun, serta persediaan sebesar Rp14,31 triliun akan menjadi bekal positif bagi kami untuk melanjutkan pertumbuhan berkelanjutan,” kata Hermawan Wijaya, direktur PT Bumi Serpong Damai Tbk dalam siaran pers, baru-baru ini.
Dia menerangkan, pada 2023, BSDE kembali membukukan kinerja positif, baik top line maupun bottom line.
Di ranah top line, sepanjang 2023, BSDE berhasil meraih pendapatan usaha sebesar Rp11,54 triliun, tumbuh 12,74 persen year on year (yoy), dibandingkan tahun 2022 yang sebesar Rp10,24 triliun.
“Pendapatan dari segmen penjualan tanah, bangunan dan strata title mendominasi pendapatan usaha. Pada akhir tahun 2023, segmen ini membukukan angka Rp9,83 triliun atau setara 85,15 persen dari total pendapatan usaha secara konsolidasian,” papar Hermawan Wijaya.
Adapun segmen dengan kontributor terbesar kedua sepanjang 2023 berasal dari segmen sewa.
Segmen sewa membukukan pendapatan usaha sebesar Rp917,69 miliar atau 7,95 persen terhadap total pendapatan usaha secara konsolidasian.
Pertumbuhan pendapatan usaha juga diikuti oleh pertumbuhan Beban Pokok Penjualan (BPP) yang naik 50,39 persen menjadi Rp5,13 triliun. Sekadar informasi, tahun 2022 pos ini tercatat sebesar Rp3,41 triliun.
Besaran pertumbuhan BPP yang lebih tinggi ketimbang pertumbuhan pendapatan usaha menekan laba kotor menjadi Rp6,41 triliun. Terkoreksi tipis 6,07 persen dari pencapaian tahun sebelumnya Rp6,83 triliun.
Total beban usaha akhir tahun 2023 tercatat tumbuh 12,19 persen menjadi Rp3,50 triliun dibandingkan tahun 2022 sebesar Rp3,12 triliun.
Hal ini menjadikan laba usaha terkoreksi 21,45 persen menjadi Rp2,91 triliun dibandingkan tahun 2022 sebesar Rp3,71 triliun.
Di sisi lain, keputusan manajemen untuk berinvestasi pada proyek-proyek yang potensial kembali membuahkan hasil. Pendapatan dividen tumbuh 51,01 persen menjadi Rp4,97 triliun dibandingkan tahun lalu Rp3,29 triliun.
Di sudut lain, pendapatan bunga dan investasi pun tumbuh positif 49,56 persen menjadi Rp497,14 miliar dibandingkan tahun 2022 sebesar Rp332,40 miliar.
Pencapaian tersebut mendorong angka laba sebelum pajak menjadi Rp2,27 triliun, terkoreksi 14,73 persen dibandingkan pencapaian tahun 2022 sebesar Rp2,66 triliun.
Laba bersih tercatat sebesar Rp1,95 triliun, turun 20,04 persen dibandingkan pencapaian tahun 2022 sebesar Rp2,43 triliun, hal ini disebabkan oleh naiknya harga pokok penjualan dan biaya operasional pengembang BSD City, kota mandiri terbesar di Indonesia itu.
(*)