Jakarta, landbank.co.id – Indonesia kembali menjadi sorotan industri kaca dan fenestrasi Asia melalui penyelenggaraan Glasstech Asia & Fenestration Asia (GAFA) 2025, sebuah ajang pameran internasional yang menandai babak baru kolaborasi dan inovasi di sektor konstruksi, arsitektur, serta teknologi bangunan berkelanjutan.
Dengan rekam jejak sukses di Ho Chi Minh City, Vietnam pada 2024 yang menghadirkan lebih dari 4.000 pengunjung profesional dan 250 peserta pameran dari 50 negara, GAFA 2025 siap menghadirkan skala yang lebih besar di Indonesia.
Michael Wilton, CEO MMI Asia, menegaskan bahwa GAFA 2025 bukan sekadar pameran, melainkan platform strategis yang mempertemukan pelaku industri dari berbagai negara untuk menciptakan terobosan dan kerja sama lintas sektor.
“Pameran ini bukan hanya ajang pamer, tapi merupakan platform strategis yang mempertemukan pelaku industri untuk mendorong inovasi dan kolaborasi lintas negara,” ujar Wilton dalam peluncuran resmi GAFA 2025 di The Westin Jakarta.
Selain itu, ia juga menyoroti proyeksi pertumbuhan sektor konstruksi yang mencapai Rp 2.775 triliun pada 2028 (CAGR 5,7%), dengan begitu Indonesia dinilai sebagai pasar strategis untuk peluncuran dan penetrasi teknologi kaca modern dan berkelanjutan.
“Indonesia adalah tempat yang sempurna untuk memperkenalkan teknologi kaca masa depan yang berkelanjutan,” tambah Wilton.
Di sisi lain, Direktur PT Debindo Global Expo, Rafidi Iqra Muhammad, menyoroti bahwa pertumbuhan sektor konstruksi Indonesia menjadi peluang besar bagi produk kaca berkualitas tinggi.
“Kaca kini tidak hanya menjadi elemen estetika, tetapi bagian penting dari efisiensi energi, pencahayaan alami, dan kenyamanan ruang,” jelasnya.