10 Pebisnis Real Estat Paling Tajir di Dunia, Ada dari Indonesia?

Jakarta, landbank.co.id– Bisnis real estat digadang-gadang tak pernah tumbang selama peradaban manusia masih ada dan populasi terus berkembang.

Lihat saja di Indonesia. Bisnis real estat peluangnya masih sangat lebar di tengah kesenjangan kepemilikan hunian (backlog) yang masih tinggi.

Kini, terdapat ribuan pelaku bisnis real estat di Indonesia, mulai dari kelas kecil, menengah hingga besar yang terhimpun di asosiasi pengembang.

Terkait kesenjangan kepemilikan hunian, menurut Presiden Joko Widodo, ketika memberi sambutan dalam Munas XVII Realestat Indonesia (REI) di Jakarta, belum lama ini, backlog hunian mencapai 12,1 juta unit.

Terlepas dari fakta itu, saat ini, mereka yang melakoni bisnis real estat tak sebatas menyediakan hunian, tapi juga ikut membangun sebuah eko sistem atau komunitas.

Hunian yang dibangun tak sebatas tempat tinggal, tapi juga ditopang oleh segudang fasilitas untuk memenuhi kehidupan sehari-hari. Bahkan, kebutuhan interaksi sosial dengan komunitasnya.

Fenomena kebutuhan hunian seperti itu tak sebatas di Indonesia, bahkan di seantero dunia. Hunian adalah kebutuhan primer.

Praktis, para pelaku bisnis real estat pun terus bermunculan. Terus memproduksi hunian, menyediakan tempat tinggal yang layak.

Di tengah itu, mengutip Forbes, 10 pebisnis real estat terkaya mencatat pundi-pundi mereka hingga US$139 miliar. Bila dikonversi dengan kurs Rp15.000 per dolar Amerika Serikat (AS), kekayaan mereka setara dengan sekitar Rp2.085 triliun.

Siapa sajakah mereka? Adakah orang Indonesia di dalam daftar 10 pebisnis real estat paling tajir tersebut?

Mengutip Forbes, pelaku bisnis real estat paling tajir nomor wahid adalah Lee Shau Kee. Pria berusia 95 tahun asal Hong Kong itu memiliki kekayaan sekitar US$26,4 miliar atau sekitar Rp396 triliun.

Di peringkat kedua ada Donald Bren. Pebisnis real estat asal Amerika Serikat ini punya kekayaan sekitar US$18 miliar. Di bawahnya, pengembang asal Australia, Harry Triguboff dengan torehan US$15,5 miliar.