Daftar Kandidat Pengganti Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik Sedunia

Mangkatnya Paus Fransiskus pada Senin, 21 April 2025 waktu setempat, membuat Gereja Katolik sedunia bersiap menghadapi momen penentuan./Foto: Antara.

Jakarta, landbank.co.id – Mangkatnya Paus Fransiskus pada Senin, 21 April 2025 waktu setempat, membuat Gereja Katolik sedunia bersiap menghadapi momen penentuan. Dewan Kardinal akan segera berkumpul di Vatikan untuk memilih pemimpin baru bagi 1,3 miliar umat Katolik.

Yang menarik, untuk pertama kalinya dalam sejarah, Gereja mungkin akan dipimpin oleh seorang Paus dari Asia atau Afrika yang merupakan dua kawasan kurang terwakili dalam hierarki tertinggi Vatikan.

Bacaan Lainnya

Paus Fransiskus, yang lahir di Buenos Aires, Argentina, pada 17 Desember 1936, meninggal dunia di usia 88 tahun setelah mengalami sakit berkepanjangan. Selama satu dekade memimpin, ia dikenal sebagai sosok yang dicintai sekaligus penuh kontroversi, dengan pendekatan progresif terhadap isu-isu sosial, lingkungan, dan reformasi gereja.

Setelah pemakaman Paus Fransiskus, para Kardinal yang berusia di bawah 80 tahun dan memiliki hak pilih akan memasuki Konklaf di Kapel Sistina. Mereka akan melakukan serangkaian pemungutan suara rahasia hingga salah satu calon memperoleh dua pertiga suara.

Selama berabad-abad, tradisi memilih Paus didominasi oleh Kardinal dari Eropa. Namun, kali ini sorotan mengarah pada tokoh-tokoh dari “Negara-Negara Selatan” sebuah pertanda pergeseran pengaruh dalam Gereja Katolik.

Calon Utama Paus Baru

Beberapa nama kuat disebut-sebut sebagai penerus Paus Fransiskus, dengan peluang besar bagi Kardinal dari luar Eropa:

1. Kardinal Peter Turkson (Ghana)

Tokoh berusia 76 tahun ini adalah salah satu pemimpin Gereja paling dihormati dari Afrika. Mantan Uskup Agung Cape Coast ini dikenal sebagai pejuang keadilan iklim, ekonomi, dan perdamaian.

Ia pernah ditugaskan Paus Fransiskus sebagai duta perdamaian untuk Sudan Selatan. Jika terpilih, ia akan menjadi Paus kulit hitam pertama dalam sejarah, sekaligus memperkuat hubungan Gereja dengan benua Afrika.

Pos terkait