Infrastruktur dan PPN DTP Kerek Rumah Tapak Sekunder di Tangerang dan Jakarta
Jakarta, landbank.co.id– Popularitas Tangerang, Banten dan kota Jakarta sebagai tempat pencari rumah tapak sekunder meningkat.
Flash Report Rumah123 edisi Februari 2024 menunjukkan bahwa dalam tiga bulan terakhir, popularitas Jakarta dan Tangerang terus meningkat.
Pertumbuhan popularitas tahunan tertinggi terdapat di Tangerang (2,3 persen), Jakarta Selatan (1,6 persen), Jakarta Utara (1,3 persen), Tangerang Selatan (0,8 persen), dan Bekasi (0,2 persen).
Head of Research Rumah123, Marisa Jaya mengatakan, tren peningkatan ini bisa mengindikasikan potensi pertumbuhan pasar rumah tapak sekunder di area Jakarta dan Tangerang pada 2024.
“Kemungkinan faktor yang memengaruhi popularitas kedua area ini adalah respons positif masyarakat terhadap beroperasinya tol Cinere-Serpong Seksi 2 pada akhir tahun 2023, yang meningkatkan aksesibilitas kawasan Jakarta-Tangerang,” kata dia dalam publikasi, baru-baru ini.
Selain itu, tambah dia, juga bisa dipengaruhi oleh insentif PPN-DTP serta meningkatnya minat pembelian hunian pada periode pergantian akhir tahun ke awal tahun baru.
Hal itu, jelasnya, kemungkinan didukung pemanfaatan bonus tahunan kerja karyawan sebagai modal atau dana tambahan untuk membayar uang muka maupun biaya lainnya terkait pembelian rumah.
Secara bulanan, lokasi paling populer dalam permintaan hunian masih dipimpin Tangerang (14,9 persen) diikuti Jakarta Selatan dengan pangsa pasar 11,9 persen dan Jakarta Barat sebesar 9,9 persen.
Di kota besar lainnya di Pulau Jawa, kota dengan kenaikan popularitas bulanan tertinggi adalah Bandung (0,2 persen) dan Surabaya (0,2 persen).
Untuk di luar Pulau Jawa, Badung menjadi kota dengan kenaikan popularitas terbesar dengan kenaikan sebesar 0,3 persen.
Dari segi kenaikan harga tahunan di kawasan Jabodetabek, Bogor mencatat kenaikan tahunan tertinggi sebesar 4,7 persen, disusul Bekasi (2,8 persen), Tangerang (2,4 persen), Depok (2,3 persen) dan Jakarta (1,2 persen).
Di wilayah Pulau Jawa, Surakarta lagi-lagi memimpin kenaikan harga tahunan mencapai 5,6 persen, diikuti Surabaya (3,1 persen), Semarang (2,6 persen), dan Bandung (1,4 persen).
Sementara itu, di luar Pulau Jawa, tiga kota besar mengalami kenaikan harga tahunan tertinggi, yakni Denpasar (17,5 persen), Makassar (6,7 persen) dan Medan (1,7 persen).
Rumah123 juga mencatat, pertumbuhan tahunan indeks harga rumah seken sebesar 2,7 persen, masih lebih tinggi dibandingkan inflasi tahunan yang berada di level 2,57 persen.
“Ada tiga kota yang mencatatkan selisih kenaikan harga tertinggi di atas inflasi tahunan, yakni Denpasar (15,4 persen), Makassar (4,6 persen) dan Surakarta (2,9 persen). Diikuti Bogor (1,9 persen) dan Surabaya (0,7%),” ungkapnya.
Setelah Indeks Harga Rumah Seken di Denpasar konsisten berada di bawah inflasi tahunan selama tahun 2021 sampai Kuartal III Tahun 2023, kota ini mengalami pertumbuhan harga tahunan yang sangat signifikan pada bulan November dan Desember 2023, di kisaran 20,1 persen sampai 20,7 persen, jauh berada di atas inflasi tahunan.
Hal ini beriringan dengan tren perekonomian dan pariwisata Bali yang tumbuh signifikan serta relaksasi kebijakan atau insentif terkait yang mendukung kepemilikan properti oleh Warga Negara Asing (WNA).
Seluruh area di Denpasar berpotensi menyasar pasar menengah, menengah-atas, dengan peminatan yang tinggi untuk rentang harga properti di kisaran Rp400 juta-Rp3 miliar.
Sementara itu, di Makassar, meskipun pertumbuhan indeks harga rumah seken selama tahun 2023 cenderung fluktuatif, trennya terus bergerak naik. Jika dibandingkan, pertumbuhan tahunan indeks harga rumah seken kota ini cukup konsisten mengungguli inflasi tahunan.