Site icon Landbank.co.id

Huntap Kota Palu Siap Dihuni, Terapkan Teknologi Tahan Gempa Risha

Kementerian PUPR membangun 655 hunian tetap dengan teknologi tahan gempa Risha. Hunian ini diperuntukan bagi korban bencana di Sulawesi Tengah pada 2018/foto: kementerian pupr

Jakarta, landbank.co.idKementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyerahkan 655 hunian tetap (huntap) bagi korban bencana alam kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Palu, Sulawesi Tengah, baru-baru ini.

Huntap di Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, Sulawesi Tengah itu dapat segera dihuni warga penyintas bencana gempa bumi, tsunami, dan likuifaksi yang terjadi pada 2018.

Kementerian PUPR menyatakan bahwa huntap yang dibangun di atas lahan 14,8 hektare tersebut dibangun dengan teknologi Rumah Instan Sederhana Sehat (Risha).

Setiap huntap memiliki luas bangunan 38,5 meter persegi dengan luas kavling 9 x13 meter serta dilengkapi dengan tendon air, listrik serta jalan lingkungan, saluran air, ruang terbuka hijau serta jaringan air bersih.

“Pemerintah melalui Kementerian PUPR ingin para penyintas bencana alam yang saat ini tinggal di hunian sementara bisa segera menghuni huntap yang telah selesai dibangun,” ujar Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR, Iwan Suprijanto di Jakarta, Kamis, 21 Maret 2024.

Iwan Suprijanto menjelaskan, huntap yang dibangun di Kelurahan Petobo, Kota Palu diserahterimakan kepada pemerintah daerah setempat untuk kemudian dihuni oleh warga penyintas bencana gempa bumi, tsunami, dan likuifaksi yang terjadi pada 2018.

Direktur Rumah Khusus Direktorat Jenderal Perumahan, Yusniewati menyatakan, pembangunan huntap di kawasan Petobo menggunakan teknologi rumah tahan gempa yakni Risha.

Proses pembangunan 655 unit huntap itu juga berdasarkan hasil asesmen lapangan terhadap warga terdampak bencana (WTB) di wilayah tersebut.

Pembangunan 655 Huntap dilaksanakan oleh Satuan Kerja Penyediaan Perumahan Provinsi Sulawesi Tengah Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan (BP2P) Sulawesi II sejak tahun 2023.

Adapun kontraktor pelaksananya masing-masing dikerjakan oleh PT. Nindya Karya (Persero) sebanyak 542 unit dan PT. Waskita Karya sebanyak 113 unit dan kini sebanyak 207 unit Huntap telah dihuni oleh penyintas sedangkan sisanya masih dalam proses penghunian.

Yusniewati juga meminta pemerintah daerah untuk segera melaksanakan penananam pohon di kawasan Huntap agar lingkungan kawasan hunian lebih hijau dan asri.

Hal itu sesuai dengan arahan Menteri PUPR bahwa semua infrasturktur yang terbangun baik itu jalan, bendungan, apalagi perumahan, sebaiknya dilengkapi dengan penghijauan, sehingga bisa menjadikan kawasan ini lebih indah dan hijau.

“Pembangunan hunian korban bencana dapat terealisasi berkat kolaborasi para pihak termasuk masyarakat. Kami juga akan terus berupaya untuk melengkapi segala fasilitas yang ada sehingga dapat mendukung penghuni agar bisa tinggal dengan nyaman,” ujar Yusniewati dalam siaran pers yang dilihat landbank.co.id, Jumat, 22 Maret 2024.

Kementerian PUPR menyerahkan 655 hunian tetap kepada Pemkot Palu. Hunian itu diperuntukan bagi korban bencana di Sulawesi Tengah pada 2018/foto: kementerian pupr

Dia berharap huntap ini dapat dimanfaatkan bukan hanya sebagai tempat pemukiman semata, namun juga berfungsi ganda sebagai sarana penunjang edukasi bagi pengembangan kawasan tangguh bencana dimasa depan, dengan kelengkapan sarana pemukiman yang ramah lingkungan. Kami harap warga bisa ikut menjaga dan merawat Huntap ini dengan baik,” harapnya.

 

(*)

Exit mobile version