Landbank.co.id
Beranda Komersial Bisnis Kawasan Industri Tulang Punggung Puradelta Lestari, Raup Rp736 Miliar

Bisnis Kawasan Industri Tulang Punggung Puradelta Lestari, Raup Rp736 Miliar

Bisnis kawasan industri menjadi tulang punggung PT Puradelta Lestari Tbk dengan kontribusi 74,84% terhadap total pendapatan per akhir September 2023/foto: sinar mas land

Jakarta, landbank.co.id– Bisnis kawasan industri masih menjadi tulang punggung PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS) dengan kontribusi sekitar 74,84% terhadap total pendapatan per akhir September 2023.

Sepanjang Januari-September 2023, pendapatan segmen kawasan industri PT Puradelta Lestari Tbk tercatat sekitar Rp736 miliar.

“Segmen industri berkontribusi sebesar Rp736 miliar atau sekitar 74,84% dari pendapatan usaha pada periode sembilan tahun 2023,” ujar Tondy Suwanto, direktur dan sekretaris perusahaan  PT Puradelta Lestari Tbk dalam siaran pers yang dilihat landbank.co.id, Minggu, 29 Oktober 2023.

Dia menerangkan, segmen hunian menyumbang sebesar Rp182 miliar atau 18,49% dari pendapatan usaha, dan segmen komersial sebesar Rp5 miliar atau 4,58% dari pendapatan usaha.

Adapun segmen rental, dan hotel masing-masing berkontribusi sebesar 1,06%, dan 1,02% terhadap pendapatan usaha secara keseluruhan.

Segmen industri sendiri masih menjadi tulang punggung usaha Perseroan, dimana pendapatan usaha segmen industri diperoleh dari penjualan lahan industri di kawasan industri Greenland International Industrial Center (GIIC) di Kota Deltamas, Jawa Barat.

Baca Juga:  Mengamankan Operasi Industri dengan Memanfaatkan Drone

Kawasan industri itu telah memiliki fasilitas dan infrastruktur yang lengkap dan komprehensif sehingga menjadi daya tarik investasi bagi pelanggan-pelanggan industri berskala internasional.

DMAS membukukan pendapatan usaha sebesar Rp984 miliar dan laba bersih sebesar Rp607 miliar per akhir September 2023.

Capaian pendapatan usaha dan laba bersih tahun ini lebih rendah dibandingkan pendapatan usaha dan laba bersih pada periode sembilan bulan 2022 yaitu masing-masing sebesar Rp1,26 triliun dan Rp768 miliar.

Penurunan pencatatan pendapatan di periode sembilan bulan tahun 2023 disebabkan karena masih adanya backlog penjualan yang belum dicatatkan sebagai pendapatan.

Pada periode sembilan bulan tahun 2023, Perseroan telah meraih marketing sales sebesar Rp1,37 triliun dimana sebagian besar dari marketing sales tersebut belum dibukukan pada pendapatan usaha di periode sembilan bulan tahun 2023 dan menjadi backlog penjualan.

Halaman: 1 2

Iklan