The Mall at Menara Jakarta merupakan bagian dari proyek Menara Jakarta besutan Agung Sedayu Real Estat Indonesia (ASRI), anak usaha Agung Sedayu Group (ASG).
Ditargetkan mulai beroperasi pada 2025, The Mall at Menara Jakarta hadir sebagai “pohon kehidupan” yang tumbuh kuat, memberikan perlindungan, dan kenyamanan bagi semua yang ada di sekitarnya.
Terletak di dalam kawasan terpadu, mal ini akan mencakup berbagai elemen modern.
Mal Summarecon
PT Summarecon Agung Tbk termasuk yang membaca arah kebutuhan konsumen akan pusat perbelanjaan yang mengadopsi gaya hidup masyarakat perkotaan.
Baca juga: Dua Pelaku Bisnis Ritel Catat Pertumbuhan, Ada yang Raup Rp9,3 Triliun
Lihat saja dalam pengembangan Summarecon Mall Bekasi tahap dua. Mal di Kawasan Bekasi, Jawa Barat itu terus berbenah seiring kebutuhan warga.
“Untuk mengakomodasi kebutuhan konsumen yang semakin beragam, kami akan melakukan perluasan area The Downtown Walk yang sudah menjadi hangout spot yang ikonik di Bekasi, serta menghadirkan fitur terbaru Sport & Wellness Center yang berlokasi di area rooftop,” jelas Direktur PT Summarecon Agung Tbk, Soegianto Nagaria.
Dia menambahkan, Summarecon Mall Bekasi telah menjadi destinasi utama bagi masyarakat Kota Bekasi dan sekitarnya.
“Antusiasme dan sambutan yang meriah hingga saat ini membuat kami memutuskan untuk melakukan perluasan melalui pembukaan Summarecon Mal Bekasi Tahap II,” kata Soegianto.
Pusat perbelanjaan baru ini akan diisi lebih dari 200 tenant ternama, mencakup berbagai segmen seperti fashion & lifestyle, food & beverage, beauty & healthy, serta brand internasional dan lokal yang menyasar kebutuhan kelas menengah ke atas.
Kejelian dalam menghadirkan pusat perbelanjaan yang sesuai kebutuhan konsumen buahnya cukup manis bagi PT Summarecon Agung Tbk yang mengusung kode saham SMRA di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini.
Baca juga: Menanti The Mall at Menara Jakarta, sang “Pohon Kehidupan”
Dalam rentang 10 tahun terakhir, 2015-2024, SMRA mendulang pendapatan dari bisnis mal secara konsisten. Angkanya pun cukup signifikan dibandingkan dengan sumber-sumber pendapatan Summarecon lainnya seperti rumah tapak dan apartemen.
Bisnis mal dan ritel yang menjadi salah satu sumber pendapatan berkesinambungan (recurring income) Summarecon itu tercatat menyumbang sekitar Rp1,17 triliun kepada pendapatan SMRA tahun 2015.
Angka pendapatan mal dan ritel terus tumbuh setiap tahunnya. Misal, pada 2016 tercatat tumbuh 9 persen dibandingkan dengan 2015.
Lalu, pada 2017 tumbuh 4 persen, 2018 (6 persen), dan 2019 (8 persen).
Pertumbuhan itu sempat berhenti sejenak ketika pandemi Covid-19 melanda dunia, termasuk Indonesia pada 2020.
Pergerakan orang yang dibatasi oleh pemerintah guna mencegah penularan Covid-19, membuat banyak bisnis ikut terhenti. Tidak luput pula bisnis pusat perbelanjaan.
Baca juga: Okupansi Mal di Jakarta Sentuh 73,8 Persen
Pendapatan SMRA dari bisnis mal dan ritel tahun 2020 harus rela anjlok sekitar 46 persen dibandingkan dengan tahun 2019.
Setelah penanganan Covid-19 yang kian membaik, perlahan pendapatan SMRA dari bisnis mal dan ritel kembali bertumbuh, mulai dari tahun 2021 hingga puncaknya pada 2024.
Tahun 2024, Summarecon mencetak rekor pendapatan mal dan ritel dalam rentang 10 tahun terakhir, 2015-2024, yakni sebesar Rp2,01 triliun.
(*)