Membaiknya sektor ritel di Australia menjadi kontributor utama peningkatan volume investasi pada kuartal keempat, sementara kinerja kuartalan Hong Kong diperkuat oleh dua akuisisi perkantoran yang cukup besar.
Sementara itu, volume investasi di Jepang mencatat regresi menjadi US$4,4 miliar, turun sebesar 53% secara tahunan (YoY), di tengah kekhawatiran Bank of Japan (BOJ) mungkin akan menghentikan kebijakan suku bunga negatifnya yang mempengaruhi minat investor pada aset kantor.
Meskipun terdapat bias modal domestik yang kuat di Korea Selatan, transaksi perkantoran yang signifikan berkontribusi terhadap volume investasi pasar sebesar US$4,2 miliar pada Q4 2023 – turun sebesar 7% YoY. Meskipun pasar sewa tetap stabil dengan tingkat kekosongan yang rendah dan pertumbuhan sewa yang positif, aktivitas investasi melambat karena sentimen investor yang berhati-hati.
“Tahun 2023 ditutup dengan penurunan dana siap pakai. Ini menunjukkan bahwa investor menyuntikkan modal ke pasar real estat komersial Asia Pasifik dan bersedia mengambil pandangan jangka panjang menghadapi tantangan pasar saat ini,” ujar Pamela Ambler, Kepala Intelijen Investor, Asia Pasifik, JLL.
Pada 2024, kata dia, tantangan akan tetap ada dengan pergerakan suku bunga menjadi faktor penentu dalam aktivitas investasi, dan tekanan penjualan meningkat di beberapa pasar besar di kawasan ini.
(*)