Jakarta, landbank.co.id– PT Bank Mandiri (Persero) Tbk pada kuartal kedua 2023 tercatat menggelontorkan Pembiayaan Hijau (Green Financing) untuk bangunan hijau (green building) senilai Rp1,8 triliun.
Penyaluran kredit ke sektor green building merupakan bagian dari Pembiayaan Berkelanjutan (Sustainable Financing) PT Bank Mandiri Tbk.
Menurut Citra Amelya Pane, Senior Vice President Head of Environmental, Social & Governance Group PT Bank Mandiri Tbk, selain penyaluran Pembiayaan Berkelanjutan sesuai kriteria pada POJK 51/2017 (use of proceeds), Bank Mandiri juga terus melakukan pengembangan produk berkelanjutan seperti Sustainability Linked Loan (KPI Based), yang telah disalurkan antara lain pada debitur yang bergerak di sektor dengan Emisi Karbon tinggi seperti industri semen, perkebunan, dan peternakan.
“Bank Mandiri optimistis ke depannya dengan skema pembiayaan tersebut dapat mendorong debitur bertransisi menuju kegiatan usaha yang lebih ramah lingkungan termasuk pada sektor properti,” kata Citra Amelya Pane dalam siaran pers yang dilihat landbank.co.id, Senin, 14 Agustus 2023.
Bank Mandiri sebagai salah satu stakeholders terus berupaya meningkatkan porsi pembiayaan terhadap sektor bisnis yang mendukung ekonomi hijau. Tercatat pada kuartal II 2023 Bank Mandiri telah menyalurkan Pembiayaan Berkelanjutan (Sustainable Financing) senilai Rp242 Triliun atau 24.6% dari total kredit (bank only) atau meningkat 7.1% secara YoY.
Adapun penyaluran yang termasuk kategori Pembiayaan Hijau (Green Financing) sebesar Rp115 triliun atau sebesar 11.7% dari total kredit (bank only), atau meningkat 10.2% secara YoY.
Beberapa sektor yang mendominasi antara lain Pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) Hayati Berkelanjutan sebesar Rp95.6 triliun; Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar Rp8.9 triliun; Eco-Efficient Product sebesar Rp4.7 triliun; Transportasi Ramah Lingkungan sebesar Rp3.2 triliun; serta Green Building sebesar Rp1.8 triliun.