“Sumatera Utara sedang bergerak cepat, terutama dari sisi konektivitas dan perkembangan kawasan-kawasan produktif. Ini menciptakan peluang besar bagi pengembang, investor, dan masyarakat yang ingin berinvestasi di sektor properti,” ujar Fauzi.
Lebih jauh, Kualanamu Aerocity juga mengambil posisi unik karena berdiri di sekitar salah satu bandara internasional tersibuk di luar Jawa yang memiliki peran penting sebagai pusat penerbangan haji dan umrah di Sumatera. Potensi ini tidak bisa diabaikan. Pada tahun 2025 saja, tercatat sebanyak 8.328 jemaah berangkat haji dari Bandara Kualanamu, menjadikan kawasan ini sebagai titik lalu lintas keagamaan yang sangat aktif.
Sales & Marketing Director PT FAF Mitra Propertindo, Rizki Hafiz, menilai fakta tersebut sebagai potensi pasar yang sangat besar untuk pengembangan hunian dan bisnis yang berorientasi pada kebutuhan jemaah serta pelaku industri perjalanan ibadah.
“Kita bicara tentang ribuan orang yang keluar masuk setiap musim haji dan umrah. Ini tentu membuka peluang besar bagi properti sewa jangka pendek seperti apartemen transit, hotel, hingga kios untuk mendukung kebutuhan logistik jemaah,” jelasnya.
Rizki menambahkan bahwa Kualanamu Aerocity tidak hanya akan menjadi tempat tinggal, tetapi juga pusat pertumbuhan ekonomi baru. Dengan konsep kawasan terpadu, pengembang ingin menciptakan ekosistem hunian modern yang terintegrasi dengan aktivitas komersial, perhotelan, dan konektivitas transportasi.
Fauzan mengatakan, potensi pasar juga semakin besar karena Bandara Kualanamu sudah menjadi pintu masuk utama bagi pelaku bisnis dan ekspatriat dari negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Vietnam.
Baca juga: Pariwisata Indonesia Tumbuh Positif di Awal 2025, Jumlah Wisman Naik 13 Persen
“Apartemen yang kami bangun tidak hanya menyasar end user, tapi juga investor yang ingin menyewakan unitnya. Potensi return dari sewa sangat tinggi, apalagi dipadukan dengan proyeksi capital gain sebesar 15–20 persen per tahun,” ujar Fauzan.
Dalam jangka panjang, proyek ini diharapkan menjadi katalis bagi pembangunan kawasan sekitar, menciptakan lapangan kerja baru, serta menarik lebih banyak arus investasi ke Sumatera Utara.
(*)