Jakarta, landbank.co.id– Penjualan rumah diproyeksikan terus bertumbuh pada 2024. Optimisme itu tak hanya datang dari kalangan pengembang, bankir pun punya gairah yang sama.
Faktor pendongkrak penjualan rumah, di mata Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN), Nixon LP Napitupulu antara lain stimulus yang digulirkan pemerintah.
Stimulus pemerintah yang dinilai mendongkrak penjualan rumah adalah insentif Pajak Pertamahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) hingga harga rumah Rp5 miliar.
Lalu, insentif biaya administrasi pengurusan rumah murah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sebesar Rp4 juta.
Kemudian, pelonggaran rasio LTV/FTV Kredit/Pembiayaan Properti menjadi maksimal 100 persen untuk semua jenis properti dan masih adanya KPR subdisi.
“Stimulus-stimulus ini yang menyebabkan pertumbuhan penjualan rumah tahun ini kita harapkan mencapai 12 persen,” kata Nixon LP Napitupulu dalam siaran pers yang dilihat landbank.co.id, Kamis, 1 Februari 2024.
Nixon menambahkan, beberapa stimulus yang diberikan oleh pemerintah sebagai countercyclical buffer untuk mengatasi dampak penurunan perekonomian masyarakat telah dijalankan dengan baik oleh perbankan dan pemulihan ekonomi telah menunjukkan perbaikan yang signifikan kearah yang lebih baik.
“Hal ini menjadikan sektor properti masih menjadi sektor yang dapat memberikan kontribusi banyak terhadap pertumbuhan perekonomian di Indonesia,” kata dia.
Sesuai visi perseroan menjadi The Best Mortgage Bank in Southeast Asia pada 2025, kata Nixon, BTN juga telah melakukan berbagai transformasi sehingga menjadi semakin dapat diandalkan, cepat, berkualitas sehingga dapat memenuhi bahkan melampaui harapan para stakeholders BTN.
Transformasi kantor cabang, pengembangan low cost funding dengan implementasi produk tabungan baru yang menyasar segmen bisnis, pembentukan regional loan processing center dan commercial banking center, inisiatif kredit high yield, perluasan jangkauan bisnis perumahan khususnya segmen emerging affluent, optimalisasi KCP, one stop financial solution melalui pengembangan super apps BTN Mobile dan Digital Mortgage Ecosystem merupakan insiatif strategis yang dilakukan BTN untuk mendongkrak kinerja serta dapat memenuhi kebutuhan nasabah BTN.
Menurut Nixon, di tengah gejolak ekonomi dunia pascapandemi Covid-19 dan dampak perang antarnegara, perekonomian Indonesia relatif terkendali sepanjang tahun lalu.
“Dengan capaian ini, kita tetap optimistis menghadapi tantangan perekonomian global 2024 yang masih penuh ketidakpastian,” tuturnya.
Adapun beberapa tantangan yang harus dicermati dilansir dari data yang diterbitkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan kacamata pengamat, antaranya krisis secara global yang ditimbulkan oleh perang Rusia dan Ukraina, pelemahan ekonomi tiongkok serta tensi geopolitik Timur Tengah yang menyebabkan terjadinya lonjakan harga komoditas, baik energi maupun pangan yang perlu mendapatkan perhatian khusus.
Pelemahan ekonomi global yang potensi tumbuhnya hanya 2,8 persen sehingga munculnya fenomena gradual disinflation atau inflasi yang turun secara lambat.
Hingga Desember 2023, The Fed telah menaikkan suku bunga acuannya menjadi 5,50 persen atau mencapai 525 bps sejak Februari 2022. Kenaikan Fed Funds Rate yang agresif ini diperkirakan akan tetap tinggi dengan siklus yang lebih panjang mendorong tetap kuatnya mata uang dolar AS sehingga memberikan tekanan pelemahan nilai tukar di berbagai negara.
Di sisi moneter, Bank Indonesia juga terus memperkuat bauran kebijakan BI-7 Day Reverse Repo Rate untuk mengelola volatilitas nilai tukar rupiah, dan pendalaman pasar keuangan, untuk mengarahkan ekspektasi inflasi dan mendukung stabilitas nilai tukar rupiah.
Pentas Pemilihan Umum (Pemilu) yang segera telaksana, yang berdampak pada perilaku investor yang lebih wait and see dalam melakukan ekspansi usaha.
(*)