Ketersediaan ruang perkantoran itu tersebar di pusat kawasan bisnis (central business district/CBD) 7,4 juta m2 dan di luar CBD 3,8 juta m2.
Permintaan 2024
Sementara itu, Martin Samuel Hutapea, associate director Research & Consultancy Department PT Leads Property Services Indonesia (Leads Property) dalam risetnya yang dilihat landbank.co.id, belum lama ini, menerangkan, mengingat persaingan pasar yang ketat dan pendekatan hati-hati yang diambil oleh pengembang dalam kondisi pasar saat ini, perubahan signifikan dalam pasokan tidak mungkin terjadi dalam beberapa tahun ke depan.
Akhir 2024, jelas dia, permintaan ruang perkantoran di Jakarta mengalami penyerapan positif sebesar 3.752 m2.
Baca juga: Knight Frank: Okupansi Perkantoran Jakarta 76,46 Persen
“Namun, angka ini jauh lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya yang mencatat penyerapan dua kali lipat dari periode berjalan,” urai Martin.
Permintaan pada kuartal IV/2024, tambah dia, terutama didorong oleh aktivitas di Jakarta Barat, diikuti oleh Jakarta Pusat.
Sebaliknya, Jakarta Selatan mengalami penurunan permintaan, karena beberapa perusahaan memilih untuk mengurangi ukuran atau melepaskan ruang kantor, yang berkontribusi pada kinerja yang lebih lemah di wilayah tersebut.
(*)