Jakarta, landbank.co.id– Perum Perumnas diminta lebih sering mendengar kebutuhan para konsumen, termasuk kalangan milenial sehingga hunian vertikal yang dibangun mampu menarik minat masyarakat.
Permintaan itu mencuat dari Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait saat meninjau proyek hunian vertikal besutan Perumnas, Apartemen Samesta Alonia di kawasan Pademangan, Jakarta Utara, Sabtu, 5 Juli 2025.
“Perumnas perlu menyerap apa yang diinginkan oleh calon konsumen mulai dari desainnya seperti apa, harganya berapa dan ukurannya seperti apa. Jadi ada stock order dulu supaya langkah pembangunannya tepat sasaran,” kata Menteri PKP dikutip Minggu, 6 Juli 2025.
Dia menambahkan, dialog dengan calon konsumen penting dilakukan untuk mendapatkan masukan terkait kebutuhan hunian, desain, serta harga jual sehingga produk yang dibangunan menarik dan tidak kalah dengan perusahaan swasta.
Kemampuan Perumnas untuk bersaing dengan developer lain yang membangun hunian vertikal sangat memungkinkan. Salah satunya mengingat lahan badan usaha milik negara (BUMN) itu terletak strategis di perkotaan, termasuk di Jakarta dan sekitar.
Menteri PKP berharap Perumnas membangun hunian vertikal yang menarik untuk generasi milenial yang tinggal di daerah perkotaan.
Baca juga: Kementerian PKP Dorong Pemanfaatan Lahan BUMN untuk Pembangunan Rumah Rakyat
Sementara itu, dalam kunjungannya kemarin, Maruarar Sirait meminta Perumnas untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan yang ada di kawasan Kemayoran, Jakarta untuk hunian.
Untuk itu, kata dia, Perumnas diharapkan memiliki perencanaan yang matang, termasuk berbekal dari masukan dari calon konsumen.
“Hari ini (kemarin) saya melihat langsung ke lokasi pembangunan dan lahan milik Perum Perumnas di Kemayoran. Perum Perumnas punya perencanaan yang jelas dan izin yang baik dan beres,” ujar Menteri PKP.
Dalam kegiatan tersebut, Menteri PKP, Maruarar Sirait hadir didampingi oleh Direktur Jenderal Tata Kelola dan Pengendalian Risiko Kementerian PKP, Brigjen Pol Aziz Andriansyah dan Komisioner BP Tapera, Heru Pudyo Nugroho.
Dirinya juga mendapatkan penjelasan dari Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama Perum Perumnas, Tambok Parulian Setyawati Simanjuntak terkait rencana konsep pengembangan hunian vertikal perkotaan yang ada di sekitar Apartemen Samesta Alonia di kawasan Pademangan, Jakarta Utara.
Menteri PKP bersama rombongan juga melihat langsung kondisi Apartemen Alonia di Pademangan, Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara serta potensi lahan milik Perumnas yang ada untuk dibangun hunian vertikal untuk masyarakat.
Baca juga: Perumnas Siapkan 1.575 Hektare untuk 150 Ribu Hunian
Menteri PKP juga melihat bahwa Perumnas kini memiliki bisnis proses yang baik. Dirinya juga menyarankan agar Perumnas mengajak bicara calon konsumennya supaya hunian yang dibangun bisa segera terhuni oleh masyarakat dan jangan terlalu lama kosong.
Dia menambahkan, adanya dukungan dari Perum Perumnas, imbuhnya, juga sangat penting dalam mensukseskan dalam Program Tiga Juta Rumah yang menjadi program pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Apalagi lahan milik Perumnas berada di kawasan perkotaan sehingga diharapkan bisa menarik minat generasi milenial untuk memiliki hunian dekat dengan tempat kerjanya di perkotaan.
Perum Perumnas juga diharapkan bisa bersaing dengan perusahaan swasta lainnya yang juga membangun hunian vertikal. Adanya terobosan dan inovasi Perumnas dalam pembangunan hunian vertikal juga akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat.
“Bikin terobosan baru kalau negara khususnya Perum Perumnas jangan kalah dari perusahaan swasta. Bikin sejarah baru bahwa desain bangunan Perumnas itu menarik dan kalau perlu dari desain gambar sudah ada peminatnya apalagi lokasinya sangat strategis,” harap Menteri PKP.
Sementara itu, mengutip laman Perumnas, BUMN itu sejak didirikan pada 1974 telah membangun lebih dari 500.000 rumah dengan berbagai tipe di seluruh provinsi di Indonesia.
Selain membangun rumah tapak, Perumnas juga mengembangkan sejumlah proyek hunian vertikal.
Di kawasan Jakarta dan sekitarnya, terdapat tiga proyek hunian vertikal yang dikembangkan Perumnas mengusung konsep pembangunan berorientasi transit (transit oriented development/TOD).
Baca juga: Perumnas dan KAI akan Integrasikan Stasiun KRL dengan Samesta Parayasa
Proyek berkonsep TOD itu mencakup Samesta Mahata Tanjung Barat (Jakarta), Samesta Mahata Margonda (Depok), dan Samesta Mahata Serpong (Tangerang).
Selain itu, mengutip laporan tahunan Perumnas, BUMN ini juga mengembangkan apartemen Sentraland Karawang, Jawa Barat dengan konsep superblock yang terletak sekitar 200 meter dari depan Pintu Tol Karawang Barat.
Proyek yang berdiri di atas lahan seluas 3,8 hektare (ha) ini terdiri atas 4 tower yang akan memfasilitasi kurang lebih 2.700 unit hunian.
Perumnas memulai pembangunan hunian vertikal atau rumah susun (rusun) sejak tahun 1980. Ketika itu, pembangunan rusun juga merupakan wujud dukungan Perumnas terhadap program peremajaan perkotaan pemerintah, hal tersebut sebagai upaya Perumnas untuk menyiasati keterbatasan lahan di kota-kota besar.
Baca juga: Perumnas Groundbreaking di Pulogebang Februari 2025
Program pembangunan rumah vertikal milik Perumnas dikenal juga dengan nama Rumah Susun Sederhana Milik (Rusunami) telah berhasil didirikan di berbagai daerah strategis di Jakarta, antara lain Tanah Abang, Kebon Kacang, Klender, Kemayoran, dan Pulo Gebang.
Selain itu, pembangunan Rusunami juga tersebar di berbagai pelosok tanah air. Dalam beberapa tahun terakhir, Perumnas telah membangun Rusunami di bebarapa lokasi antara lain: Sukaramai-Medan, Jakabaring-Palembang, Cengkareng, Kemayoran, Pulogebang, Bekasi, dan Karawang.
(*)