Site icon Landbank.co.id

Permintaan Kantor Berkualitas Tinggi di lokasi Strategis Tetap Kuat

JLL Indonesia menyatakan bahwa tingkat hunian ruang kantor di kawasan non-CBD Jakarta sebesar 71 persen pada kuartal pertama 2025/foto: landbank.co.id

Jakarta, landbank.co.id– Permintaan ruang kantor yang berkualitas tinggi dan terletak di lokasi strategis masih cukup kuat sepanjang kuartal I/2025.

Kuatnya permintaan seperti itu ikut mewarnai tingkat hunian rata-rata  ruang kantor di pusat kawasan bisnis (central business district/CBD) Jakarta.

Menurut Yunus Karim, head of Research JLL Indonesia, tingkat hunian awal tahun 2025 tercatat sedikit meningkat mencapai 71 persen untuk kawasan CBD Jakarta.

“Peningkatan ini tidak terlepas dari kecenderungan perusahaan yang terus mencari gedung berkualitas lebih baik. Hal ini tercermin dari meningkatnya tingkat hunian untuk gedung Grade A (termasuk Premium),” jelas Yunus Karim dikutip Kamis, 8 Mei 2025.

Selain itu, tambah dia, tren flight-to-quality masih terlihat, baik di dalam kawasan CBD Jakarta maupun perpindahan dari kawasan non-CBD ke CBD.

“Sementara itu, tingkat hunian di kawasan non-CBD tetap stabil di angka 71 persen,” jelas Yunus.

Baca juga: Perkantoran Jakarta, Leads Property: Harga Kantor Naik Tipis

Fenomena ini menunjukkan bahwa meski dalam situasi ekonomi yang dinamis, permintaan terhadap ruang kantor berkualitas tinggi di lokasi strategis tetap kuat.

“Perusahaan terus memprioritaskan kualitas dan lokasi dalam keputusan pemilihan ruang kantor mereka,” ujar Yunus.

Sementara itu, Panji Aziz, head of Tenant Representation JLL Indonesia, mengatakan bahwa awal tahun 2025 menunjukkan tren positif di pasar perkantoran, khususnya untuk gedung Grade A (termasuk Premium).

“Perusahaan terus mencari gedung dengan kualitas lebih baik dan ruang perkantoran siap pakai dengan harga yang terjangkau,” katanya.

Dia menerangkan, sektor jasa keuangan dan teknologi tercatat cukup aktif dalam penyewaan ruang perkantoran di awal tahun ini.

“Meski demikian, kami masih mengamati tren perusahaan yang menerapkan strategi penghematan biaya, mengingat biaya sewa tetap menjadi faktor penting bagi penyewa dalam memilih ruang kantor,” papar Panji.

Baca juga: Agung Podomoro Land Catat Lonjakan Penjualan Perkantoran

Pada triwulan pertama 2025, tambah dia, harga sewa gedung Grade A (termasuk Premium) di kawasan CBD mencatatkan pertumbuhan positif sebesar 0,8 persen dibandingkan triwulan sebelumnya.

“Berdasarkan transaksi pasar yang terjadi, ruang perkantoran dengan luas di bawah seribu meter persegi masih mendominasi transaksi di kawasan CBD,” urai dia.

 

Kepercayaan Penyewa

Sementara itu, Konsultan properti, PT Leads Property Services Indonesia (Leads Property) menilai bahwa saat ini, pasar perkantoran di Jakarta sangat bergantung pada kepercayaan penyewa.

Leads Property juga menyatakan bahwa tren pergerakan pasar perkantoran ke arah gedung yang berkualitas semakin terasa di Jakarta.

Di sisi lain, dalam catatan Leads Property, pasar perkantoran di pusat kawasan bisnis (central business district/CBD) Jakarta tidak mencatat adanya penyelesaian proyek baru pada kuartal I/2025 sehingga total stok tetap tidak berubah di angka 7,45 juta meter persegi (m2).

“Hal ini menandai titik balik setelah bertahun-tahun ekspansi secara cepat,” ujar Martin Samuel Hutapea, associate director Research & Consultancy Department Leads Property dalam risetnya Selasa, 6 Mei 2025.

Sub-pasar seperti Jenderal Sudirman dan SCBD mempertahankan dominasinya, secara bersama-sama menyumbang hampir 40 persen dari total pasokan tersebut.

Lalu, kawasan Rasuna Said dan Gatot Subroto porsinya masing-masing sebesar 16 persen dan 15 persen.

“Absennya pasokan baru dalam waktu yang cukup lama menunjukkan bahwa pasar sedang beralih dari fase ekspansi menuju periode keseimbangan (equilibrium), dengan implikasi terhadap stabilitas harga sewa,” kata Martin.

Baca juga: Ciputra Kantongi Rp412,31 Miliar dari Bisnis Perkantoran

Pasar perkantoran Jakarta CBD mempertahankan tren permintaan positif pada kuartal pertama 2025, meskipun di tengah ketidakpastian ekonomi global yang berdampak meningkatkan kehati-hatian penyewa.

Fenomena flight-to-quality tetap menjadi pendorong utama, dimana penyewa lebih memilih aset strategis dan berkualitas tinggi sehingga menopang penyerapan bersih (net absorption) hingga mencapai 18.511 m² pada kuartal ini.

“Yang patut dicatat, aksesibilitas transportasi publik berperan secara krusial dalam distribusi permintaan. Sekitar 90% penyerapan bersih kuartal ini terkonsentrasi di sepanjang koridor MRT dan LRT, menguatkan keunggulan aset berbasis transit di lingkungan perkantoran sewa yang kompetitif,” jelas dia.

Fundamental permintaan yang kuat mendorong peningkatan tingkat hunian di kawasan CBD, dengan angka okupansi keseluruhan naik menjadi 72,6 persen, menandai pemulihan yang signifikan dibandingkan kuartal sebelumnya.

Peningkatan ini didorong oleh ekspansi dari para penyewa serta terus tingginya minat terhadap gedung-gedung berkualitas tinggi yang terintegrasi dengan akses transportasi umum.

 

(*)

Exit mobile version