“Namun, tantangan akan dihadapi oleh pemilik properti di lokasi yang kurang strategis untuk mempertahankan penyewa mereka karena penyewa berpotensi memilih lokasi yang jauh lebih strategis,” urai Martin.
Pasar Jakarta CBD menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang menggembirakan pada tiga bulan pertama 2025, dengan rata-rata sewa bruto meningkat 0,4 persen secara kuartalan menjadi Rp331.500 per meter persegi per bulan.
Kenaikan minor ini mencerminkan perbaikan pasar, termasuk kenaikan tingkat hunian yang mendekati 73 persen serta permintaan yang konsisten terhadap ruang kantor premium.
Pergerakan sewa yang positif ini menunjukkan bahwa pemilik gedung mulai mendapatkan kembali daya tawar seiring stabilnya kondisi pasar, terutama di subpasar yang memiliki tingkat retensi penyewa yang kuat.
Baca juga: Agung Podomoro Land Catat Lonjakan Penjualan Perkantoran
Namun, jelas Martin, depresiasi tajam nilai tukar Rupiah akibat ketegangan perdagangan global dan arus keluar modal memberikan dampak negatif terhadap angka sewa dalam dolar Amerika Serikat (AS).
Pada kuartal pertama 2025, rata-rata sewa bruto dalam dolar AS tercatat turun 2,9 persen secara kuartalan menjadi US$20,3 per meter persegi per bulan.
Di sisi lain, harga kantor strata-title mencatat kenaikan tipis sebesar 0,72 persen selama Kuartal I 2025, mencapai Rp55.787.000 per meter persegi (setara US$3.413).
“Kenaikan ini sebagian besar didorong oleh penyesuaian harga penawaran oleh sejumlah pemilik Gedung,” terang Martin.
(*)