Gedung perkantoran dengan tingkat hunian yang relatif lebih rendah masih terpengaruh oleh kebijakan penyediaan paket sewa guna mencapai kondisi yang lebih baik.
Akibatnya, beberapa pemilik gedung memberikan diskon dan ketentuan yang lebih fleksibel untuk mendorong agar penyewa memilih untuk relokasi ke gedung mereka.
Melihat kondisi kedepan, dengan kondisi pemilik gedung telah terbiasa dengan lingkungan yang lebih berpihak pada penyewa, permintaan dari berbagai industri diperkirakan meningkat, sehingga meningkatkan daya tarik pasar perkantoran.
Pada akhir 2025, tingkat hunian perkantoran diperkirakan meningkat bertahap sekitar 1 persen baik di kawasan pusat bisnis (central business district/CBD) maupun di luar CBD Jakarta.
Baca juga: Nasib Gedung Perkantoran Pemerintah Usai Ibu Kota Pindah
Dalam kajiannya, Colliers Indonesia menyebutkan bahwa tingkat hunian (okupansi) gedung perkantoran grade A paling moncer dari 4 segmen yang tersedia di CBD Jakarta pada 2024.
Tahun lalu, mengutip data Colliers, okupansi perkantoran grade A menyentuh angka 77,5 persen atau naik tipis dari 77,4 persen pada 2023.
Tiga grade perkantoran lainnya di kawasan CBD Jakarta, termasuk segmen premium, okupansinya masih di bawah grade A.
Baca juga: Knight Frank: Okupansi Perkantoran Jakarta 76,46 Persen
Masih mengutip data Colliers, okupansi kedua tertinggi ditorehkan oleh segmen premium, yakni 75,3 persen.
(*)