Jakarta, landbank.co.id– Pasar rumah tapak (landed house) di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) dinilai cukup stabil.
“Pasar perumahan tapak di Jabodetabek pada semester I-2024 tetap stabil, meskipun lebih sedikit unit yang diluncurkan dibandingkan dengan semester II-2023 tetapi masih lebih banyak dibandingkan periode semester I-2023,” ujar Vivin Harsanto, head of advisory JLL dikutip Minggu, 10 Agustus 2024.
Dia menerangkan, ada beberapa faktor memengaruhi kondisi pasar rumah tapak Jabodetabek, termasuk pemilihan presiden dan bulan puasa Ramadan.
Kemudian, masih mengutip kajian konsultan properti JLL, kenaikan suku bunga acuan menjadi 6,25% dan insentif pembebasan pajak bersyarat 100% untuk properti dengan harga hingga Rp2 miliar yang berakhir Juni 2024.
“Insentif pembebasan pajak yang berlaku setelahnya adalah 50 persen hingga Desember 2024,” tutur Vivin Harsanto.
Menurut dia, beberapa momentum yang perlu diperhatikan adalah pemilihan gubernur pada akhir tahun 2024.
Lalu, kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11 persen menjadi 12 persen pada 2025 sesuai Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP).
“Selain faktor politik dan ekonomi, kolaborasi antara pengembang lokal dan asing terpantau tetap aktif,” kata Vivin.
Di sisi lain, kata Vivin, beberapa pengembang menyediakan infrastruktur seperti stasiun pengisian kendaraan listrik di unit atau kantor penjualan.
“Kolaborasi dengan merek ritel, bioskop, furnitur dan perabot rumah tangga, dan bisnis makanan dan minuman juga meningkatkan daya tarik kawasan perumahan bagi calon pembeli,” ujar Vivin.
Terpisah, salah satu pengembang properti yang terus meningkatkan daya tarik perumahannya adalah PT Metropolitan Land Tbk (Metland).