Lebih lanjut, kehidupan digital telah berdampak nyata dalam aspek pendidikan, kesehatan, dan lapangan pekerjaan.
Kelima, Bambang menekankan terkait isu dekarbonisasi. Perubahan iklim dan berbagai permasalahan yang diakibatkannya telah dan akan sangat mewarnai pembangunan dan pengelolaan kota.
“Karena itu, kehidupan perkotaan yang rendah karbon menjadi sangat penting dalam manajemen pembangunan kota,” terangnya.
Bambang menegaskan bahwa konsep kelayakan huni adalah landasan yang tepat bagi pengembangan kota di Asia.
“Konsep ini menempatkan masyarakat dan kesejahteraan masyarakat di pusat pembangunan perkotaan dan pengambilan keputusan. Untuk menelaah ulang aspek-aspek livability sebuah kota, maka ‘Pendekatan 5D’ dapat dimanfaatkan dan dikembangkan untuk mencapi solusi dalam memperkuat kota yang layak huni,” tutur Bambang.
(*)