Jakarta, landbank.co.id– PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) menghadirkan inovasi semen hijau yang diproduksi dengan material dan proses yang ramah lingkungan sehingga lebih rendah emisi karbon hingga 38 persen dibandingkan semen konvensional.
Bahkan, semen hijau besutan SIG itu memiliki tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) tinggi, yakni lebih dari 90 persen.
SIG juga mendorong penggunaan produk turunan semen hijau yaitu material bata interlock presisi, sebagai solusi untuk mencapai target pembangunan tiga juta rumah per tahun.
Direktur Utama SIG, Donny Arsal mengatakan bahwa penggunaan bata interlock presisi memberikan banyak keuntungan dalam pembangunan rumah.
Baca juga: Begini Strategi Rusunawa Jakarta
Selain ramah lingkungan karena diproduksi dengan semen hijau SIG, kata Donny, penggunaan bata interlock presisi membuat proses pembangunan lebih efisien dalam penggunaan material.
Lalu, jelas dia, lebih mudah dalam pengaplikasian sehingga mempercepat durasi pembangunan, kualitas kontruksi kokoh yang teruji ramah gempa, mampu menjaga udara dalam ruangan tetap sejuk, dan memberikan hasil akhir yang modern.
”Inovasi bata interlock presisi adalah terobosan untuk membangun rumah lebih efektif dan efisien, mulai dari penggunaan material, seperti semen dan besi, juga penggunaan air,” jelas Donny Arsal dilansir sig.id.
Baca juga: Bedah Rumah Pesisir 2025 Sentuh Rp255 Miliar
Dia menjelaskan, fitur presisi tinggi 1mm juga memberikan keunggulan siku yang sempurna dan permukaan yang halus rata.
“Bata interlock presisi adalah kontribusi nyata SIG untuk mendukung program tiga juta rumah dan mewujudkan Asta Cita Presiden Prabowo,” kata Donny Arsal.
Sejumlah asosiasi pengembang mengapresiasi bata interlock presisi SIG ketika mengunjungi Rumah Contoh Bata Interlock Presisi SIG di Bambu Apus, Jakarta Timur, beberapa waktu lalu.
Baca juga: Program Tiga Juta Rumah akan Bantu Atasi Oversupply Semen
Ketua Umum DPP Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi), Junaidi Abdillah, mengapresiasi inovasi bata interlock presisi SIG untuk mempercepat pembangunan perumahan dalam rangka menyukseskan program tiga juta rumah.
”Proses pembangunan rumah dengan bata interlock presisi SIG sangat cepat dan hasilnya sangat bagus, serta efisien dalam hal pengecatan dan pengacian, hanya menggunakan varnish. Produknya juga halus, jadi bisa langsung ditempati. Ini adalah teknologi yang patut disebarluaskan ke seluruh pengembang,” kata Junaidi Abdillah dilansir sig.id.
Lalu, Ketua Umum DPP Himpunan Pengembang Permukiman dan Perumahan Rakyat (Himperra), Ari Tri Priyono menyebut bata interlock presisi adalah terobosan baru yang luar biasa dari SIG.
Menurut Ari, jika dilihat dari hasil akhir, kualitas bata interlock presisi tidak hanya cocok digunakan untuk rumah dengan skema pembiayaan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), tetapi juga sangat layak untuk rumah komersial.
“Presisinya bagus, kualitasnya bagus. Jadi bata interlock presisi ini sangat tepat untuk mendukung pembangunan tiga juta rumah. Proses pengerjaannya juga cepat, dua puluh satu hari bisa selesai. Bahkan, mungkin kalau tukangnya lebih cepat, mungkin bisa dua pekan sudah selesai. Ini sangat membantu program tiga juta rumah untuk rakyat apalagi dikerjakan oleh SIG, BUMN yang tentu memiliki perhatian untuk mendukung pembangunan negara. Kami dari asosiasi sangat menghargai dan mendukung penuh. Ini akan kami sosialisasikan ke anggota kami,” kata Ari Tri Priyono.
Baca juga: Jurus SIG Mendorong Perumahan Ramah Lingkungan
Sementara itu, Joko Santosa, CEO Asatu Corporation, berbagi pengalaman membangun hunian percontohan nasional Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) ramah lingkungan yang bekerja sama dengan ekosistem perumahan Kementerian PUPR, Pemda Kendal, Bank Tanah, BP Tapera, SMF dan BTN menggunakan bata interlock presisi di Kendal, Jawa Tengah.
Dia mengatakan, penggunaan bata interlock presisi membuat biaya pembangunan lebih efisien, hasil konstruksi yang kokoh dengan tampilan yang estetis, serta mampu mengondisikan udara dalam ruangan tetap sejuk baik siang maupun di malam hari.
“Keunggulan lainnya yang paling penting bagi kami adalah kecepatan waktu pengerjaan. Jadi, kami bisa membangun dua kali lebih cepat daripada waktu jika kami membangun memakai material konvensional biasanya,” kata dia dikutip dari sig.id.
Baca juga: Sejenak Menyimak Bahan Bangunan Ramah Lingkungan SIG
Kalau dari sisi efisiensi biaya, tambah dia, kurang lebih mencapai 35 persen, baik biaya material ataupun tukang.
“Kalau tukang, biasanya kami membangun dengan waktu delapan minggu untuk satu rumah. Nah, ini cukup dua minggu bangunannya sudah selesai,” tutur Joko Santosa.
(*)