”Proses pembangunan rumah dengan bata interlock presisi SIG sangat cepat dan hasilnya sangat bagus, serta efisien dalam hal pengecatan dan pengacian, hanya menggunakan varnish. Produknya juga halus, jadi bisa langsung ditempati. Ini adalah teknologi yang patut disebarluaskan ke seluruh pengembang,” kata Junaidi Abdillah dilansir sig.id.
Lalu, Ketua Umum DPP Himpunan Pengembang Permukiman dan Perumahan Rakyat (Himperra), Ari Tri Priyono menyebut bata interlock presisi adalah terobosan baru yang luar biasa dari SIG.
Menurut Ari, jika dilihat dari hasil akhir, kualitas bata interlock presisi tidak hanya cocok digunakan untuk rumah dengan skema pembiayaan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), tetapi juga sangat layak untuk rumah komersial.
“Presisinya bagus, kualitasnya bagus. Jadi bata interlock presisi ini sangat tepat untuk mendukung pembangunan tiga juta rumah. Proses pengerjaannya juga cepat, dua puluh satu hari bisa selesai. Bahkan, mungkin kalau tukangnya lebih cepat, mungkin bisa dua pekan sudah selesai. Ini sangat membantu program tiga juta rumah untuk rakyat apalagi dikerjakan oleh SIG, BUMN yang tentu memiliki perhatian untuk mendukung pembangunan negara. Kami dari asosiasi sangat menghargai dan mendukung penuh. Ini akan kami sosialisasikan ke anggota kami,” kata Ari Tri Priyono.
Baca juga: Jurus SIG Mendorong Perumahan Ramah Lingkungan
Sementara itu, Joko Santosa, CEO Asatu Corporation, berbagi pengalaman membangun hunian percontohan nasional Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) ramah lingkungan yang bekerja sama dengan ekosistem perumahan Kementerian PUPR, Pemda Kendal, Bank Tanah, BP Tapera, SMF dan BTN menggunakan bata interlock presisi di Kendal, Jawa Tengah.
Dia mengatakan, penggunaan bata interlock presisi membuat biaya pembangunan lebih efisien, hasil konstruksi yang kokoh dengan tampilan yang estetis, serta mampu mengondisikan udara dalam ruangan tetap sejuk baik siang maupun di malam hari.
“Keunggulan lainnya yang paling penting bagi kami adalah kecepatan waktu pengerjaan. Jadi, kami bisa membangun dua kali lebih cepat daripada waktu jika kami membangun memakai material konvensional biasanya,” kata dia dikutip dari sig.id.
Baca juga: Sejenak Menyimak Bahan Bangunan Ramah Lingkungan SIG
Kalau dari sisi efisiensi biaya, tambah dia, kurang lebih mencapai 35 persen, baik biaya material ataupun tukang.
“Kalau tukang, biasanya kami membangun dengan waktu delapan minggu untuk satu rumah. Nah, ini cukup dua minggu bangunannya sudah selesai,” tutur Joko Santosa.
(*)