Jakarta, landbank.co.id– Bisnis para emiten properti diprediksi terus berdenyut pada 2024 dan diperkirakan terus berlanjut hingga kini.
Tahun 2023, para emiten properti yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) mampu mengerek pendapatan mereka sekitar 7 persen ke level Rp97,46 triliun.
Sejumlah faktor diprediksi memicu pertumbuhan sektor properti yang tentunya berimbas kepada para emiten properti.
Faktor-faktor itu di antaranya adalah kondisi politik dalam negeri yang stabil, pertumbuhan ekonomi nasional, insentif pemerintah hingga backlog hunian.
Selain pendapatan, ternyata aset emiten properti juga ikut bertumbuh pada 2023.
Mengutip laporan keuangan mereka, terlihat bahwa jumlah aset emiten properti pada 2023 tercatat sekitar Rp562,26 triliun.
Setahun sebelumnya, masih mengutip laporan keuangan tersebut, jumlah aset emiten properti masih di level Rp546,94 triliun.
Artinya, jumlah aset emiten properti pada 2023 naik sekitar tiga persen.
Dari 92 emiten properti di BEI, PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) menjadi pengembang yang memiliki aset paling tebal, yakni Rp66,82 triliun.
Aset pengembang BSD City, Tangerang, Banten itu tumbuh sekitar tiga persen mengingat setahun sebelumnya masih bertengger di angka Rp64,99 triliun.
Selain BSDE, empat emiten properti yang paling tebal asetnya adalah PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) sebesar Rp49,57 triliun.
Lalu, PT Ciputra Development Tbk (CTRA) sebesar Rp44,11 triliun dan PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) Rp33,71 triliun.
Selain itu, PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) senilai Rp32,71 triliun.
Diantara kelima emiten properti beraset tebal itu, hanya PANI yang jumlah asetnya melejit sekitar 21 persen pada 2023.
Kelima emiten properti ini menguasai aset senilai Rp226,93 triliun pada 2023 atau tumbuh sekitar lima persen bila dibandingkan dengan setahun sebelumnya yang Rp215,51 triliun.
Jumlah aset kelima pengembang itu setara dengan sekitar 40 persen dari total aset emiten properti pada 2023.
(*)