Site icon Landbank.co.id

Belajar dari Bisnis Mal Summarecon

PT Summarecon Agung Tbk termasuk yang membaca arah kebutuhan konsumen akan pusat perbelanjaan yang mengadopsi gaya hidup masyarakat perkotaan/foto: landbank.co.id

Jakarta, landbank.co.id– Belakangan ini, fungsi pusat perbelanjaan modern atau mal tak sebatas tempat konsumen untuk membeli barang-barang kebutuhan sehari-hari.

Jauh lebih dari itu pusat perbelanjaan modern ditempatkan sebagai salah situ fasilitas umum yang penting sebagai tempat beranjangsana alias berinteraksi sosial.

Tak heran bila di kota-kota besar terlihat geliat pusat perbelanjaan modern yang diwarnai oleh berkumpulnya para konsumen untuk bersenda gurau dengan kerabat, handai taulan, maupun sesama teman tongkrongan.

Bahkan, bagi para keluarga di perkotaan, mal juga menjadi tempat rekreasi seraya berbelanja kebutuhan sehari-hari.

Ya, pusat perbelanjaan menjadi bagian gaya hidup masyarakat perkotaan. Mal tempat belanja, makan, mencari hiburan, hingga tempat kumpul merajut silaturahmi.

Fungsi itu dihadirkan oleh mal yang hadir di kawasan kota mandiri (township) maupun berdiri sendiri di luar proyek mixed use.

Baca juga: Mal Summarecon Lampaui Sebelum Pandemi, Tembus Rp2 Triliun

Bahkan, mal yang berdiri di sebuah township pun dilengkapi fasilitas yang membuka celah menggaet pengunjung dari luar Kawasan mereka.

“Summarecon Mall Bandung kami lengkapi fasilitas, tidak hanya untuk penghuni, tapi juga regional mall yang bisa memfasilitasi masyarakat Bandung Timur,” ujar Direktur Utama PT Summarecon Agung Tbk, Adrianto P Adhi, pada suatu kesempatan.

Summarecon Mall Bandung (Summaba) yang diresmikan pada 18 Januari 2024 itu terletak di kawasan township Summarecon Bandung, Jawa Barat.

Summaba menjadi unit bisnis pusat perbelanjaan ke-6 yang dimiliki oleh Summarecon. Melengkapi lima lainnya yang sudah lebih dulu ada sejak digulirkan kali pertama pada 1990, yakni Summarecon Mall Kelapa Gading, Summarecon Mall Serpong, Summarecon Mall Bekasi, Samasta Lifestyle Village, dan Summarecon Villaggio Outlets.

Tentang fasilitas yang dapat memincut hati konsumen untuk datang ke sebuah pusat perbelanjaan, Martin Samuel Hutapea, associate director Research Leads Property, pernah mengatakan, food & beverage (F&B) menjadi kategori pendorong permintaan ritel yang terbesar. Selain itu, kategori yang makin banyak diminati adalah kategori fashion olahraga, terutama untuk kategori sepatu dan perlengkapannya.

Baca juga: Summarecon Mall Bekasi Tahap II Siap Ramaikan Dunia Ritel dan Gaya Hidup Bekasi

“Baik dalam konsep multi-brand (banyak merek di satu toko) maupun single brand (hanya satu merek di satu toko),” ujar Martin.

Pusat perbelanjaan yang dilengkapi produk-produk seperti itu dengan kemasan gaya hidup yang ramah lingkungan juga dinilai ikut menarik perhatian calon konsumen saat ini.

“Persembahan terbaru kami, The Mall at Menara Jakarta di Kemayoran diharapkan menjadi pusat gaya hidup terbaru di Jakarta Pusat bagi pribadi yang muda, dinamis, modern, dengan tuntutan gaya hidup metropolitan. ASRI berkomitmen untuk membangun pusat gaya hidup modern yang terkurasi untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat sekitar,” ujar Alexander H Kusumachief executive officer (CEO) Agung Sedayu Realestat Indonesia dalam siaran pers yang dilihat landbank.co.id, beberapa waktu lalu.

The Mall at Menara Jakarta merupakan bagian dari proyek Menara Jakarta besutan Agung Sedayu Real Estat Indonesia (ASRI), anak usaha Agung Sedayu Group (ASG).

Ditargetkan mulai beroperasi pada 2025, The Mall at Menara Jakarta hadir sebagai “pohon kehidupan” yang tumbuh kuat, memberikan perlindungan, dan kenyamanan bagi semua yang ada di sekitarnya.

Terletak di dalam kawasan terpadu, mal ini akan mencakup berbagai elemen modern.

 

Mal Summarecon

PT Summarecon Agung Tbk termasuk yang membaca arah kebutuhan konsumen akan pusat perbelanjaan yang mengadopsi gaya hidup masyarakat perkotaan.

Baca juga: Dua Pelaku Bisnis Ritel Catat Pertumbuhan, Ada yang Raup Rp9,3 Triliun

Lihat saja dalam pengembangan Summarecon Mall Bekasi tahap dua. Mal di Kawasan Bekasi, Jawa Barat itu terus berbenah seiring kebutuhan warga.

“Untuk mengakomodasi kebutuhan konsumen yang semakin beragam, kami akan melakukan perluasan area The Downtown Walk yang sudah menjadi hangout spot yang ikonik di Bekasi, serta menghadirkan fitur terbaru Sport & Wellness Center yang berlokasi di area rooftop,” jelas Direktur PT Summarecon Agung Tbk, Soegianto Nagaria.

Dia menambahkan, Summarecon Mall Bekasi telah menjadi destinasi utama bagi masyarakat Kota Bekasi dan sekitarnya.

“Antusiasme dan sambutan yang meriah hingga saat ini membuat kami memutuskan untuk melakukan perluasan melalui pembukaan Summarecon Mal Bekasi Tahap II,” kata Soegianto.

Pusat perbelanjaan baru ini akan diisi lebih dari 200 tenant ternama, mencakup berbagai segmen seperti fashion & lifestyle, food & beverage, beauty & healthy, serta brand internasional dan lokal yang menyasar kebutuhan kelas menengah ke atas.

Kejelian dalam menghadirkan pusat perbelanjaan yang sesuai kebutuhan konsumen buahnya cukup manis bagi PT Summarecon Agung Tbk yang mengusung kode saham SMRA di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini.

Baca juga: Menanti The Mall at Menara Jakarta, sang “Pohon Kehidupan”

Dalam rentang 10 tahun terakhir, 2015-2024, SMRA mendulang pendapatan dari bisnis mal secara konsisten. Angkanya pun cukup signifikan dibandingkan dengan sumber-sumber pendapatan Summarecon lainnya seperti rumah tapak dan apartemen.

Bisnis mal dan ritel  yang menjadi salah satu sumber pendapatan berkesinambungan (recurring income) Summarecon itu tercatat menyumbang sekitar Rp1,17 triliun kepada pendapatan SMRA tahun 2015.

Angka pendapatan mal dan ritel terus tumbuh setiap tahunnya. Misal, pada 2016 tercatat tumbuh 9 persen dibandingkan dengan 2015.

Lalu, pada 2017 tumbuh 4 persen, 2018 (6 persen), dan 2019 (8 persen).

Pertumbuhan itu sempat berhenti sejenak ketika pandemi Covid-19 melanda dunia, termasuk Indonesia pada 2020.

Pergerakan orang yang dibatasi oleh pemerintah guna mencegah penularan Covid-19, membuat banyak bisnis ikut terhenti. Tidak luput pula bisnis pusat perbelanjaan.

Baca juga: Okupansi Mal di Jakarta Sentuh 73,8 Persen

Pendapatan SMRA dari bisnis mal dan ritel tahun 2020 harus rela anjlok sekitar 46 persen dibandingkan dengan tahun 2019.

Setelah penanganan Covid-19 yang kian membaik, perlahan pendapatan SMRA dari bisnis mal dan ritel kembali bertumbuh, mulai dari tahun 2021 hingga puncaknya pada 2024.

Tahun 2024, Summarecon mencetak rekor pendapatan mal dan ritel dalam rentang 10 tahun terakhir, 2015-2024, yakni sebesar Rp2,01 triliun.

 

(*)

Exit mobile version