Jakarta, landbank.co.id– Gerakan Wisata Bersih (GWB) di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) diikuti sekitar 2.000 peserta guna mewujudkan destinasi wisata berkualitas dan berkelanjutan, Sabtu, 12 April 2025.
GWB di Labuan Bajo kali ini merupakan kolaborasi Kementerian Pariwisata (Kemenpar) dengan Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat, PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (ITDC), dan Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF).
Gerakan tersebut diklaim sebagai langkah bersama dalam menciptakan kebersihan destinasi, memperkokoh semangat, dan langkah kolaboratif menuju pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan.
GWB di Labuan Bajo berlangsung di dua titik yakni di kawasan Marina Waterfront dan Pantai Pede, NTT.
Kegiatan itu diisi dengan aksi bersih sampah massal yang diikuti 2.000 peserta dengan jumlah sampah yang terkumpul sebanyak 1.080,6 kilogram.
Selain kegiatan bersih-bersih massal, juga ada edukasi dan kampanye untuk meningkatkan wisatawan dan masyarakat lokal, penyediaan fasilitas pendukung seperti tempat sampah yang memadai dan ramah lingkungan.
Baca juga: Di Tengah Tekanan Eksternal, Begini Peran Pariwisata Nasional
Wakil Menteri Pariwisata (Wamenpar) Ni Luh Puspa mengatakan, GWB merupakan gerakan kolektif sebagai upaya bersama dalam meningkatkan daya saing destinasi pariwisata Indonesia yang lebih aman dan sehat bagi wisatawan.
“Gerakan Wisata Bersih adalah salah satu dari lima program prioritas Kementerian Pariwisata,” kata Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Puspa dikutip Minggu, 13 April 2025.
Sebagai program unggulan Kemenpar, GWB didasari dari aspirasi masyarakat tentang banyaknya destinasi wisata Indonesia yang masih membutuhkan perhatian besar pada kebersihan.
Hal ini diharapkan akan berdampak besar bagi citra pariwisata Indonesia yang memiliki cita-cita besar dalam mewujudkan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan.
Salah satunya tergambar dari pilar kesehatan dan kebersihan Indonesia di peta pemeringkatan Travel and Tourism Development Index (TTDI). Meski peringkat Indonesia melonjak dari 32 ke posisi 22 dunia di tahun 2024, pilar kesehatan dan kebersihan (health and hygiene) masih rendah bahkan turun dari angka 89 menjadi 82.
Bahkan untuk di Asia, nilai Indonesia juga masih di bawah rata-rata nilai negara-negara di Asia.
Baca juga: Pembuatan Kerajinan Tangan dari Sampah Plastik Jadi Solusi Kreatif untuk Mengurangi Limbah
“Artinya ini harus menjadi perhatian serius kita bersama, kita (harus) punya komitmen untuk menjadikan Indonesia sebagai destinasi pariwisata yang mendunia, menjadi destinasi pariwisata nomor satu di dunia dengan kekayaan alam budaya yang kita miliki,” ujar Wamenpar Ni Luh Puspa.
Pemilihan Labuan Bajo sebagai salah satu lokasi penyelenggaraan GWB diharapkan dapat meningkatkan kesadaran (awareness) tentang pentingnya menjaga kebersihan dan menyebar ke destinasi-destinasi lain di Indonesia.
Program ini diharapkan dapat mendukung peningkatan daya saing pariwisata Indonesia sesuai dengan aspek “health and hygiene” dalam Travel and Tourism Development Index (TTDI). Ini adalah gerakan bersama yang dirancang untuk menciptakan dampak nyata dan jangka panjang bagi lingkungan masyarakat dan daya saing pariwisata Indonesia.
“Kami berharap dengan tempat-tempat ini kami pilih, akan semakin membuka mata publik bahwa masalah sampah adalah masalah yang serius,” ujar Wamenpar.
Ni Luh Puspa menegaskan, gerakan ini harus dilanjutkan secara simultan dengan salah satunya penguatan edukasi di masyarakat.