Jakarta, landbank.co.id– PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) mulai membangun Menara Universitas Diponegoro (Tower Undip), Jawa Tengah.
Langkah awal pembangunan Tower Undip ditandai dengan peletakan batu pertama (groundbreaking), Jumat, 21 Maret 2025.
Pembangunan Tower Undip menerapkan system konstruksi hijau. Bahkan, gedung learning center ini juga mengusung konsep ramah lingkungan berkelanjutan.
“Dengan pengalaman dan keahlian kami dalam konstruksi berkelanjutan, kami berkomitmen untuk menghadirkan bangunan yang tidak hanya fungsional dan estetik, tetapi juga ramah lingkungan dan efisien dalam penggunaannya,” ujar Direktur Utama WEGE, Hadian Pramudita, Jumat, 21 Maret 2025.
Dalam sambutannya, Suharnomo, rektor Undip menyampaikan bahwa proyek ini merupakan salah satu langkah strategis dalam pengembangan infrastruktur pendidikan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Dia mengatakan bahwa pembangunan Tower Undip Tembalang adalah wujud nyata dari komitmen kami dalam menyediakan fasilitas pendidikan yang berkualitas dan berkelanjutan.
Baca juga: Mengenal Pendekatan 5D untuk Membangun Kota Layak Huni dan Berkelanjutan
Undip berkomitmen untuk memberikan fasilitas terbaik bagi mahasiswa sebagai bagian dari upaya menghadirkan external motivation, agar mereka dapat belajar dan berkembang dalam lingkungan yang mendukung.
“Dengan konsep ramah lingkungan yang diterapkan, kami berharap proyek ini dapat menjadi contoh bagi institusi pendidikan lainnya dalam menerapkan prinsip green building dan efisiensi sumber daya,” kata Suharnomo.
Sementara itu, proyek pembangunan Tower Undip Tembalang akan dilaksanakan dengan sistem Design & Build dan memiliki nilai kontrak Rp213,05 miliar dengan waktu pelaksanaan 630 hari kalender.
“Scope pekerjaan proyek ini mencakup Pekerjaan Perencanaan & Perancangan, Pekerjaan Perizinan, serta Pekerjaan Konstruksi yang meliputi Pekerjaan Persiapan, Pekerjaan Tanah dan Struktur, Pekerjaan Arsitektur dan Fasade, Pekerjaan MEP (Mekanik, Elektrikal, dan Plumbing), Pekerjaan Interior, Pekerjaan Special Lighting, Pekerjaan Luar/Halaman/Landscape, serta Pemenuhan Kriteria Bangunan Gedung Hijau (BGH) – Madya,” ujar Gagah Prakoso Ari Bowo, manajer proyek.
Baca juga: Laba Bersih WEGE Melejit 45 Persen
Sebagai bagian dari komitmen terhadap keberlanjutan, proyek ini mengusung konsep ramah lingkungan dengan mengintegrasikan material dan teknologi inovatif, seperti Keramik Hexara berbahan dasar enceng gondok serta Batu bata dan paving block hasil olahan limbah PLTU.
Lalu, Ecobrick yang terbuat dari botol plastik diisi padat dengan sampah plastik non-biodegradable.
Selain itu, desain facade juga dikembangkan dengan sistem modular berpola, penggunaan kaca lantai tipikal, window wall system, precast concrete, railing parapet, serta podium parkir dengan konsep vertical green dan perforated metal.
Tower Undip Tembalang dirancang dengan standar green building yang mengedepankan prinsip keberlanjutan, mencakup pengelolaan tapak dengan 19 persen area dasar hijau dan 30 persen area hijau dari pohon serta semak lokal.
Kemudian, efisiensi penggunaan energi, efisiensi penggunaan air, peningkatan kualitas udara dalam ruang, penggunaan material ramah lingkungan, pengelolaan sampah secara optimal, serta pengelolaan air limbah yang berkelanjutan.
Dengan inovasi ini, diharapkan Tower Undip Tembalang tidak hanya menjadi ikon baru bagi kampus Universitas Diponegoro, tetapi juga menjadi contoh nyata dalam penerapan konsep bangunan hijau di lingkungan akademik.
WEGE terus berkomitmen untuk menghadirkan solusi pembangunan yang adaptif dan berorientasi pada keberlanjutan.
Groundbreaking proyek ini menjadi tonggak awal dalam perjalanan panjang menuju terwujudnya fasilitas pendidikan yang modern, efisien, dan ramah lingkungan.
(*)