Jakarta, landbank.co.id– Kehadiran rumah susun subsidi (rusun subsidi) dinilai dapat memangkas backlog kepemilikan hunian yang masih cukup tinggi di Jakarta.
Mengutip Peta Jalan Menuju Pembangunan dan Renovasi Tiga Juta Rumah yang dilansir Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), jumlah backlog kepemilikan rumah di Jakarta menyentuh 1,08 juta unit.
“Kita akan kerja sama untuk membangun rusun subsidi di kota-kota, termasuk memanfaatkan lahan-lahan strategis milik Pemprov DKI Jakarta,” ujar Menteri PKP Maruarar Sirait di Kabupaten Bogor, belum lama ini.
Saat ini, sejumlah hunian vertikal berupa rusun subsidi telah berdiri di Jakarta, termasuk di antaranya adalah rumah susun sederhana sewa (rusunawa).
Terpisah, Ketua Bidang Komunikasi Sosial Staff Khusus Gubernur DKI Jakarta, Chico Hakim mengakui bahwa hunian merupakan salah satu isu perkotaan yang tidak bisa dihindarkan.
Dia menegaskan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta di bawah kepemimpinan Pramono-Rano, concern agar warga bisa memiliki tempat tinggal yang layak.
Baca juga: Cara Daftar Rusunawa Jakarta Lewat Aplikasi Sirukim
Tidak hanya dengan status memiliki, tambah dia, mereka juga bisa mengakses hunian sewa yang layak dan terjangkau.
Hal ini menurutnya penting, sebagai bagian dari upaya meningkatkan peringkat kota global Jakarta berharap dengan kota dunia lainnya. Sebab, mengutip pernyataan Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, Chico mengatakan Jakarta saat ini tidak lagi bersaing dengan kota di Indonesia, tapi dunia.
“Karenanya penyediaan hunian yang layak dan terjangkau perlu diadakan,” kata Chico dilansir laman Berita Jakarta.
Peluang Terbuka
Sementara itu, peluang bisnis properti di Jakarta, termasuk produk hunian tapak dan vertikal, masih terbuka lebar.
Maklum, kota yang pada 2024 dihuni 10,67 juta jiwa ini masih memilik baclog hunian sekitar satu juta unit.
Baca juga: Data Backlog Perumahan Terbaru, Jakarta Tembus Satu Juta
“Kami tetap optimistis pembangunan properti untuk hunian masih terbuka lebar. Anggota kami masih terus membangun untuk menyediakan tempat tinggal yang layak dan ramah lingkungan,” tutur Arvin F Iskandar, ketua umum Dewan Pimpinan Daerah Realestat Indonesia DKI Jakarta (DPD REI DKI Jakarta), belum lama ini.
Denyut pembangunan hunian di Jakarta terekam dari riset konsultan properti Cushman & Wakefield Indonesia.
Riset itu menyebutkan bahwa hingga semester pertama 2025, di Jakarta terdapat pengembangan proyek rumah tapak di atas areal seluas 785 hektare (ha).
Proyek pengembangan properti tersebut memproduksi sebanyak 27.180 rumah tapak.
Menurut Arvin F Iskandar, dalam penyediaan hunian bagi masyarakat, DPD REI DKI Jakarta akan memperkuat kerja sama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Kepada Pemprov DKI Jakarta, jelas dia, diutarakan soal masalah perizinan kepada Pemprov DKI Jakarta seperti masalah Izin Prinsip Pemanfaatan Ruang (IPPR) hingga aturan seputar Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun (PPPSRS).
“Di sisi lain, kami akan bekerja sama untuk penyediaan hunian layak di perkotaan seperti program yang digulirkan Pemprov DKI Jakarta, yakni hunian terjangkau milik,” urai Arvin.
Dalam mewujudkan hunian layak di perkotaan, tambah dia, pihaknya mendorong agar dalam pembangunan proyek properti para developer memanfaatkan energi baru terbarukan untuk menjaga langit Jakarta tetap biru.
Baca juga: Jakarta Punya 259.900 Unit Kondominium, 17 Persen Belum Terjual
Terhadap masa depan kota Jakarta sebagai kota bisnis internasional, tegas dia, DPD REI DKI Jakarta berkomitmen menjaga Jakarta dengan langit biru yang lebih bersih serta ramah lingkungan.
“REI akan mendorong anggota untuk membangun proyek-proyeknya dengan energi baru terbarukan, serta akan bekerja sama dengan investor-investor global untuk penerapan energi baru terbarukan,” ujar Arvin.
(*)