Tak hanya menyumbang pendapatan, proyek-proyek JO itu juga punya andil terhadap raihan laba bersih CTRA.
Pada 2024, proyek JO menyumbang laba bersih sebesar Rp1,37 triliun atau naik sekitar 10 persen dibandingkan 2023 yang senilai Rp1,24 triliun.
Proyek JO berkontribusi sekitar 65 persen terhadap total laba bersih CTRA tahun 2024 yang menyentuh Rp2,12 triliun.
Prospek Bisnis 2025
Mengutip Annual Report Ciputra Development 2024, memasuki tahun 2025, Perseroan menyongsong dengan optimisme dan strategi pertumbuhan yang semakin terarah. Walaupun masih ada tantangan dalam ekonomi global, namun kondisi ekonomi Indonesia diprediksi akan terus membaik dengan pertumbuhan ekonomi pada level 5 persen.
Baca juga: Laba CTRA Sentuh Level Tertinggi
Perseroan juga memproyeksikan bahwa tren pertumbuhan industri properti nasional akan terus berlanjut seiring dengan meningkatnya stabilitas makroekonomi domestik dan kepercayaan investor.
Data dari Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyebutkan bahwa sektor properti merupakan salah satu kontributor terbesar dalam struktur investasi nasional.
Optimisme tersebut diperkuat dengan tingginya permintaan, tingkat suku bunga yang cenderung stabil, dan insentif dari Pemerintah terkait kelanjutan program PPN DTP.
Berdasarkan pencapaian pre-sales tahun 2024 yang kuat, Perseroan menetapkan target sebesar Rp11,0 triliun untuk pre-sales tahun 2025.
Strategi Perseroan akan tetap berfokus pada pemanfaatan diversifikasi geografis melalui bisnis model kerja sama operasi yang efektif untuk mengembangkan proyek-proyek di seluruh Indonesia.
Perseroan akan tetap berkonsentrasi pada produk perumahan segmen menengah atas dan segmen di atasnya serta pengguna akhir (end-user) sebagai pendorong utama. Inisiatif strategis ini akan memperkuat ketahanan Perseroan di tengah kondisi pasar yang terus berkembang. Selanjutnya, pre-sales diharapkan akan mendapatkan manfaat dari kelanjutan insentif PPN DTP.
Baca juga: Strategi Joint Operation Ciputra Berbuah Manis, Raih Rp5,79 Triliun
Untuk itu, Perseroan kembali menerapkan strategi percepatan konstruksi untuk meningkatkan pasokan (supply) yang memenuhi kriteria dan menargetkan pre-sales senilai minimum Rp2,0 triliun dari tambahan unit ini.
(*)