SCG Raup Nyaris Rp9 Triliun dari Indonesia

SCG, perusahaan regional terkemuka menyatakan bahwa pihaknya mencatat pertumbuhan pendapatan penjualan 7 persen pada semester pertama 2025/foto: scg

Jakarta, landbank.co.id– SCG, perusahaan regional terkemuka menyatakan bahwa pihaknya mencatat pertumbuhan penjualan 7 persen pada semester pertama 2025 dibandingkan dengan periode yang sama 2024 (year on year/yoy).

Mengutip publikasi tertulis SCG, pada paruh pertama 2025, produsen semen itu mengantongi penjualan sebesar Rp8,90 triliun (US$ 522 juta) dari pasar Indonesia.

Bacaan Lainnya

Pertumbuhan pendapatan penjualan SCG itu terutama didorong oleh pengaruh nilai tukar dari translasi mata uang asing.

Manajemen SCG mengaku bahwa faktor utama yang mendorong raihan pada paruh pertama 2025 adalah efisiensi biaya untuk bersaing dengan produsen global.

Lalu, restrukturisasi operasional dan bisnis, serta perluasan portofolio produk guna memenuhi permintaan di seluruh segmen pasar.

Secara regional, kinerja operasional SCG juga terlihat moncer dengan membukukan pendapatan Rp126,89 triliun (US$7,42 miliar).

Baca juga: 2024, Semen Hijau SCG Meningkat

Lalu, EBITDA menyentuh Rp15,44 triliun (US$904 juta), naik 21 persen dibandingkan paruh kedua 2024, sedangkan laba bersih Rp9,39 triliun (US$550 juta).

Pencapaian ini didorong oleh penyesuaian di seluruh unit bisnis, termasuk restrukturisasi portofolio investasi serta penyesuaian bisnis.

“Peningkatan kinerja ini didorong oleh penyesuaian portofolio investasi, penghentian bisnis yang kurang menguntungkan, serta inisiatif manajemen untuk meningkatkan efisiensi operasional di seluruh unit bisnis,” jelas Thammasak Sethaudom, president dan chief executive officer (CEO) SCG dikutip Kamis, 14 Agustus 2025. 

Dia menerangkan, secara khusus, bisnis Cement and Building Materials berhasil mengelola biaya secara efektif, bisnis Packaging (SCGP) sukses mengoptimalkan perencanaan produksi, dan melakukan pengelolaan biaya bahan baku kertas bekas secara efisien.

Baca juga: Di Tengah Perang Dagang Global, Begini Jurus SCG

Selain itu, memanfaatkan teknologi dan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) untuk meningkatkan efisiensi biaya.

“Sementara itu, bisnis Chemicals (SCGC) menunjukkan pemulihan secara bertahap. Selisih harga produk kimia (gap) mulai sedikit membaik seiring penurunan harga minyak mentah. Selain itu, SCG juga terus memperoleh pendapatan dividen berulang,” tutur Thammasak Sethaudom.

Tantangan 2025

Di Indonesia, yang merupakan pasar strategis utama perusahaan, SCG terus mendorong pengembangan infrastruktur, inisiatif keberlanjutan, dan pengembangan talenta sebagai bagian dari komitmen jangka panjangnya.

Pos terkait