Jakarta, landbank.co.id– Penjualan tanah, rumah tinggal, dan rumah toko (ruko) menjadi andalan pendapatan PT Duta Pertiwi Tbk (DUTI) sepanjang Januari-Maret 2025.
Laporan keuangan PT Duta Pertiwi Tbk memerlihatkan, per akhir Maret 2025, emiten berkode saham DUTI ini membukukan pendapatan Rp539,22 miliar.
Dari jumlah tersebut kontribusi penjualan tanah, rumah tinggal, dan ruko sebesar Rp294,84 miliar atau setara sekitar 55 persen terhadap total pendapatan PT Duta Pertiwi Tbk.
Kontribusi itu mirip dengan kuartal pertama 2024. Ketika itu, penjualan tanah, rumah tinggal, dan ruko dominasinya mencapai sekitar 66 persen.
Per akhir Maret 2024, sumbangan segmen tersebut sebesar Rp584,71 miliar, sedangkan total pendapatan DUTI kala itu Rp892,41 miliar.
Sementara itu, penyumbang terbesar kedua bagi DUTI pada tiga bulan pertama 2025 adalah pendapatan sewa.
Baca juga: Tujuh Pengembang Perkasa dalam Penjualan Rumah
Per akhir Maret 2025, kontribusi pendapatan sewa sebesar Rp145,94 miliar atau setara dengan sekitar 27 persen terhadap total pendapatan.
Di posisi ketiga adalah tanah dan bangunan strata title, yakni Rp59,52 miliar atau setara sekitar 11 persen.
Pada triwulan pertama 2024, penyumbang kedua dan ketiga terbesar adalah berasal dari pendapatan sewa Rp145,15 miliar serta penjualan tanah dan bangunan strata title Rp123,12 miliar.
Porsi kedua segmen itu masing-masing setara dengan sekitar 16 dan 14 persen terhadap total pendapatan DUTI per akhir Maret 2024.
Secara keseluruhan pendapatan DUTI pada kuartal pertama 2025 tercatat sebesar Rp539,22 miliar, lebih rendah sekitar 65 persen dibandingkan dengan periode sama tahun 2024 yang senilai Rp892,41 miliar.
Merosotnya pendapatan pada kuartal pertama 2025 memengaruhi torehan laba bersih DUTI pada periode tersebut.
Baca juga: Bekasi Jadi Magnet Properti Baru, Grand Wisata Luncurkan Klaster Altara Home
Bila per akhir Maret 2024 masih sebesar Rp158,58 miliar, kini, per akhir Maret 2025 anjlok sekitar 49 persen ke level Rp80,61 miliar.
Sementara itu, jumlah aset DUTI terlihat naik tipis menjadi Rp14,41 triliun ada kuartal pertama 2025, dari semula Rp14,36 triliun pada akhir 2024.
Hal serupa terjadi di lini liabilitas. Per akhir Desember 2024, liabilitas DUTI tercatat masih sebesar Rp2,49 triliun, sedangkan pada triwulan I/2025 senilai Rp2,44 triliun.
Sebaliknya, ekuitas DUTI meningkat dari Rp11,86 triliun pada akhir 2024 menjadi Rp11,97 triliun pada kuartal pertama 2025.
Mengutip materi paparan publik Duta Pertiwi, proyek milik perusahaan yang merupakan bagian dari Sinar Mas Lad mencakup bidang perumahan, superblok, gedung kantor dan pusat perbelanjaan, serta hotel dan rekreasi.
Untuk lini perumahan, proyek milik Duta Pertiwi mencakup Grand Wisata, Kota Wisata, Legenda Wisata, Kota Bunga, Taman Permata Buana, dan Taman Banjar Wijaya.
Khusus untuk kawasan pengembangan kota mandiri Grand Wisata, Bekasi, Jawa Barat berdiri di atas areal seluas 1.100 hektare yang mulai dikembangkan pada 2005.
Proyek superblok DUTI terdiri atas ITC Mangga Dua, ITC Cempaka Mas, ITC Roxy Mas, ITC Fatmawati, ITC Permata Hijau, dan ITC Kuningan Mall Ambasador. Selain itu, ITC Depok, ITC Surabaya, Klaska Residence, Aerium Apartment, dan Southgate TB Simatupang.
Baca juga: Ini Peluru Utama DUTI yang Memberi Rp2,89 Triliun
Khusus untuk Southgate Residence, hunian vertikal ini berlokasi di Tanjung Barat, Jakarta Selatan di atas arela seluas 5,4 hektare.
Proyek ini memiliki tiga menara (tower) apartemen yang tengah dipasarkan, yakni Elegance, Prime, dan Altuera dengan segmen pasar menengah ke atas.
Di lini gedung kantor dan pusat perbelanjaan mencakup Sinarmas Land Plaza Thamrin Tower 2&3, Dimo Space, DP Mall Semarang, dan Sopo Del Tower.
Selain itu, untuk lini hotel dan rekreasi mencakup Room Inc, Semarang, Jawa Tengah dan Go Wet, Bekasi, Jawa Barat.
(*)