Site icon Landbank.co.id

Properti Jabodetabek dan Bali Masih Potensial

Jabodetabek dan beberapa kota utama di Bali akan tetap tumbuh sebagai metropolitan yang sangat potensial untuk pertumbuhan properti/foto: landbank.co.id

Jakarta, landbank.co.id– Temuan survey Knight Frank Indonesia menyiratkan bahwa kawasan Jabodetabek dan beberapa kota utama di Bali akan tetap tumbuh sebagai metropolitan yang sangat potensial untuk pertumbuhan properti.

Selain itu, Makasar, Semarang, dan Surabaya masuk sebagai kota yang berada dalam radar investasi properti tahun 2025.

Knight Frank Indonesia menilai bahwa para pelaku properti masih optimistis di tengah berbagai tantangan global yang belum kunjung mereda.

Bahkan, sebagian besar percaya bahwa harga properti tetap akan terus meningkat dalam beberapa tahun ke depan.

Menurut Country Head Knight Frank Indonesia, Willson Kalip, keberlanjutan dalam optimisme perlu diterapkan pada 2025 di tengah tantangan nasional dan global yang belum usai.

“Meski penuh tantangan, berbagai peluang masih terbuka di tengah dinamika pasar properti yang masih mencari titik keseimbangan baru. Diantaranya digitalisasi dan pengembangan AI untuk optimalisasi pertumbuhan properti,” kata dia dalam publikasi tertulisnya yang dilihat landbank.co.id, Minggu, 12 Januari 2025.

Beberapa isu, masih mengutip publikasi itu, seperti pelemahan daya beli segmen menengah, tingginya harga tanah, dan kenaikan suku bunga diprediksi menjadi tantangan yang harus dihadapi dalam pertumbuhan sektor properti tahun 2025.

Stakeholders juga memprediksi bahwa subsektor industri, data center dan pergudangan tumbuh positif pada 2025.

Sementara itu, subsektor residensial, hotel, ritel, dan vila akan tumbuh moderat. Sedangkan subsektor yang lain diperkirakan masih tetap stagnan.

Sejalan dengan itu, sektor pendidikan dan healthcare diprediksi tumbuh positif dan menjadi daya ungkit dalam pertumbuhan properti.

Sejumlah program pemerintah juga diharapkan memberi dampak signifikan terhadap sektor properti, seperti Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP).

Lalu, free Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), serta pengembangan infrastruktur.

Sementara itu, terkait Ibu Kota Nusantara (IKN), sebagian besar pelaku properti menyatakan tidak yakin, atau belum pasti terkait keberlanjutan investasi dan pembangunan di IKN.

Knight Frank Indonesia menyatakan bahwa beberapa temuan yang diprediksi mendorong pertumbuhan properti di tahun 2025, diantaranya adalah living sector atau sektor hunian.

Hunian masih menjadi sektor utama yang mendorong pertumbuhan properti nasional saat ini.

Ragam kebutuhan hunian menjadi penggerak transaksi, mulai dari hunian untuk kelompok menengah, asrama/hunian di sekitar perguruan tinggi, tumbuhnya co-living di area perkotaan menjadikan investasi di sektor hunian tetap menarik, dan diperkirakan terus tumbuh positif pada tahun ini meski di tengah pelemahan daya beli masyarakat.

Lalu, green property akan memengaruhi pengembangan properti pada masa mendatang.

Green property akan menjadi pusat perhatian dalam pengembangan real estat masa depan di kawasan Asia, seiring dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya prinsip-prinsip ESG,” tutur Jackie Cheung, director ESG Knight Frank Asia-Pacific dan Singapore.

Di sisi lain, meskipun masih dalam tahap awal, AI (artificial intelligence) diperkirakan memiliki efek yang cukup signifikan terhadap pertumbuhan properti.

Sementara itu, sektor pariwisata, hiburan, dan properti akan terus tumbuh saling melengkapi.

Tren terbaru menunjukkan perpaduan unik antara hiburan dan olahraga, seperti yang terlihat pada pembukaan Topgolf di bilangan Jakarta Selatan.

Fasilitas ini menawarkan pengalaman bermain golf untuk berbagai usia, tidak hanya untuk berolahraga, tetapi juga menjadi sarana hiburan dan berinteraksi sosial dengan suasana lapangan golf yang dilengkapi dengan restoran dan berbagai hiburan yang menarik.

 

(*)

Exit mobile version