Jakarta, landbank.co.id– Produsen keramik, PT Surya Toto Indonesia Tbk (TOTO) mengalokasikan anggaran Rp180 miliar untuk belanja modal (capital expenditure/capex) pada 2025.
“Nilai capex yang dialokasikan Perseroan kurang lebih sebesar Rp180 miliar yang akan digunakan untuk peremajaan gedung kantor di pabrik Cikupa dan Serpong sebesar kurang lebih Rp100 miliar dan sisanya untuk peremajaan mesin saniter dan fittings,” jelas Hanafi Atmadiredja, presiden direktur PT Surya Toto Indonesia Tbk dalam paparan publik dikutip Minggu, 8 Juni 2025.
Manajemen PT Surya Toto Indonesia Tbk juga yakin akan mampu menghadapi ketidakpastian global yang berdampak kepada Indonesia, dengan menjalankan strategi yang konservatif dan defensif.
“Perseroan akan memfokuskan sumber daya dan upaya untuk mempertahankanpenjualan, mendukung para dealer, meningkatkan fasilitas pabrik, serta memperluasinvestasi jangka panjang dalam energi terbarukan dan pengurangan polusi,sehingga optimistis akan mencapai kinerja yang positif pada 2025,” urai manajemen emiten berkode saham TOTO ini.
Pada 2024, TOTO membukukan pendapatan Rp2,31 triliun atau naik sekitar 9 persen dibandingkan raihan tahun 2023 yang sekitar Rp2,12 triliun.
Produsen peralatan saniter dari porselen yang mengusung kode saham TOTO ini mengoleksi Rp1,74 triliun dari pasar dalam negeri atau sekitar 75 persen dari total pendapatan 2024.
Baca juga: Produsen Keramik Arwana Siapkan Rp150 Miliar untuk Buyback Saham
Sisanya, sebesar 25 persen, mengutip laporan keuangan PT Surya Toto Indonesia Tbk, yakni Rp564,59 miliar berasal dari ekspor.
Sebaliknya, pada 2023, kontribusi pasar domestik sekitar 78 persen senilai Rp1,66 triliun, sedangkan 22 persen atau sebesar Rp462,37 miliar dari ekspor.
Baca juga: Produsen Keramik Ini Mampu Membalikan Keadaan
Pada 2024, di pasar domestik, produk yang dominan adalah fitting dengan nilai Rp982,05 miliar, sedangkan untuk ekspor berupa produk saniter, yakni Rp393,58 miliar.
Permintaan pasar domestik untuk produk fitting meningkat, maklum per akhir Desember 2023 nilainya masih di posisi Rp929,82 miliar.
Produk saniter di pasar ekspor juga mengalami hal serupa, mengingat pada akhir 2023 nilainya masih di level Rp310,28 miliar.
“Penjualan ekspor terbesar Perseroan adalah ke negara Jepang, Amerika Serikat, dan China. Perang dagang antara Amerika Serikat dan China sampai saat ini belum berdampak pada ekspor Perseroan karena Amerika Serikat menunda kenaikan tarif impor. Tetapi skandal properti di China tahun 2021 menyebabkan krisis properti yang memengaruhi ekspor ke negara tersebut,” kata Hanafi Atmadiredja.
Di sisi lain, laba bruto TOTO tercatat Rp576 miliar pada 2024 atau meningkat12,85 persen, dibandingkan setahun sebelumnya.
Lalu, TOTO membungkus laba usaha Rp365 miliar alias meningkat 25,02 persen dibandingkan dengan tahun 2023.
Sekalipun pendapatan naik sekitar 9 persen, raihan laba bersih TOTO pada 2024 meningkat lebih besar.
Bila pada 2023 laba bersih TOTO sebesar Rp242,41 miliar, setahun kemudian melejit sekitar 30 persen menjadi Rp314,63 miliar.
Baca juga: Mayoritas Produk TOTO Diserap Pasar Domestik
“Kenaikan laba Perseroan adalah karena efisiensi beban produksi pabrik, bukan karena menurunkan kualitas produk. Kualitas produk tetap sesuai standar TOTO,” tutur Hanafi Atmadiredja.
Saat ini, TOTO memiliki tiga pabrik yang terletak di Serpong, Cikupa, dan Pasar Kemis, Tangerang, Banten.
Pabrik produk saniter pertama TOTO mulai beroperasi pada 1978 dengan 65 orang tenaga kerja. Lalu, Seiring berkembangnya Perseroan dan guna menunjang usaha produk saniter ini, pada tahun 1985 dibangunlah pabrik fitting (produk-produk saniter, seperti keran air, shower, dan lain sebagainya).
Pabrik ini juga terus dikembangkan dengan berbagai fasilitas penyempurnaan, termasuk mesin pengecor kuningan dan mesin injeksi plastik.
Saat ini, pemegang saham Surya Toto Indonesia mencakup Toto Ltd sebesar 37,90 persen, PT Multifortuna Asindo 29,39 persen, PT Suryapramitra Abadi 24,95 persen, dan masyarakat 7,76 persen.
(*)