“Subsektor service apartment mengalami kenaikan sebesar 1,5 persen QoQ atau 1,5 persen YoY menjadi Rp403.284/m2/bln,” dilansir riset Cushman & Wakefield.
Sementara itu, subsektor kondominium sewa mencatat peningkatan tarif sewa sebesar +2,0% QoQ +5,1% YoY, menjadi Rp 174.271/m2/bln.
Pasar Ekspatriat
Terpisah, Knight Frank Indonesia memprediksi bahwa pasar apartemen sewa terus membaik dan stabil pada 2025.
“Sejalan dengan hasil Property Outlook 2025, bahwa kondisi pasar apartemen sewa diprediksi akan terus membaik dan stabil,” tutur Willson Kalip, country head Knight Frank Indonesia, belum lama ini.
Baca juga: Konsumen Kian Gemar Apartemen Sudah Jadi
Dia menerangkan bahwa performa apartemen sewa tidak terlepas dari keberadaan ekspatriat sebagai tenant utama.
“Untuk itu pengembang/pengelola perlu memahami preferensi ekspatriat dalam memilih hunian, di antaranya akses lokasi yang dekat dengan jaringan jalan tol, klaster perkantoran, sekolah internasional, entertainment hub, dan rumah sakit,” ujar Willson Kalip dalam keterangan tertulisnya.
Knight Frank Indonesia menilai bahwa apartemen sewa menjadi salah satu sektor yang terus konsisten mengalami peningkatan dan membaik, meski perlahan. Namun, selepas tahun ini, stok apartemen sewa kemungkinan belum akan bertambah dalam waktu dekat.
Performa apartemen sewa memang erat kaitannya dengan aktivitas bisnis, baik internasional maupun nasional.
Baca juga: Leads Property: Ada 10.444 Apartemen Sewa di Jakarta
Pada sebagian besar proyek, tercatat hunian apartemen sewa dihuni oleh warga negara asing (WNA), di antaranya berasal dari Jepang, Korea, Tiongkok, Vietnam, Timur Tengah, dan Eropa.
aat ini, pasokan pasar hunian sewa premium untuk ekspatriat, baik kompleks low-rise apartemen/apartemen berskala kecil dan rumah tapak baru masih sangat terbatas, khususnya di lokasi strategis Jakarta Selatan.
Sebagai contoh, papar riset Knight Frank Indonesia, di daerah Cilandak, Jakarta Selatan, Executive Paradise, dan Astoria.
(*)