Jakarta, landbank.co.id– Konsultan properti, Knight Frank Indonesia menilai bahwa di tengah pelemahan daya beli masyarakat, para pengembang berhati-hati dalam merilis proyek kondominium baru.
Menurut Willson Kalip, Country Head dari Knight Frank Indonesia, pasar kondominium masih mengalami tantangan saat ini, sinyal permintaan menunjukan demikian.
Dia menjelaskan, penelusuran pasar juga menemukan bahwa serapan project kondominium tahun ini melemah dibandingkan periode yang sama tahun lalu, meski segmen upper middle dan middle masih terlihat bergerak.
“Pengembang perlu memahami profil kelas menengah untuk terus berinovasi menghadirkan produk yang dapat diserap pasar saat ini, tidak hanya terkait lokasi dan karakter produk, namun akses kelas menengah terhadap lembaga keuangan perlu dibuka secara luas untuk terus menggerakan transaksi,” kata Willson dikutip Senin, 25 Agustus 2025.
Baca juga: Pasar Kondominium Belum Pulih Sejak Turun Pada 2020
Dalam catatan Knight Frank Indonesia, pertumbuhan sektor kondominium masih belum menunjukan signal yang positif, meski pasar masih terus bergerak di tengah berbagai tantangannya.
Pelemahan pasar juga tercermin dari penurunan permintaan proyek kondominium jika dibandingkan dengan tahun lalu.
“Hal ini menyebabkan pengembang perlu terus memantau pasar hingga mencapai kondisi yang terbilang cukup stabil,” dilansir riset Knight Frank Indonesia.
Meski demikian, dikutip dari riset itu, awal tahun 2025 ditandai dengan 1.208 unit baru dari empat proyek yang masuk pasar, namun secara agregat jumlah ini relatif menurun jika dibandingkan dengan semester sebelumnya.
Baca juga: Peta Kondominium Jakarta dalam Radar Leads Property
Stimulus berupa Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) dinilai pelaku pasar cukup membantu dalam menggerakan transaksi, terutama untuk segmen menengah, dengan kisaran harga tertentu.