Jakarta, landbank.co.id– PT Indonesian Paradise Property Tbk (INPP) atau Paradise Indonesia membukukan pendapatan properti sekitar Rp327,71 miliar pada semester pertama 2025.
Pendapatan properti Paradise Indonesia itu melonjak sekitar 425 persen bila disandingkan dengan periode sama tahun 2024 yang senilai Rp62,23 miliar.
Lonjakan Paradise Indonesia itu disokong oleh penjualan properti dari serah terima unit Antasari Place, Jakarta dimana 600 dari total 714 unit telah terjual.
Proses serah terima dimulai sejak Desember 2024, dengan sebagian besar terealisasi pada kuartal kedua 2025.
Melonjaknya penjualan di lini usaha properti mendongkrak pendapatan Paradise Indonesia pada paruh pertama 2025 sekitar 57 persen dibandingkan per akhir Juni 2024.
Sepanjang Januari-Juni 2025, total pendapatan Paradise Indonesia menyentuh Rp872,11 miliar, sedangkan pada periode sama 2024 senilai Rp556,45 miliar.
Baca juga: Indonesian Paradise Property Tebar Dividen Rp67 Miliar
“Berkat respons positif untuk Antasari Place, Paradise Indonesia berhasil mempertahankan pertumbuhan pendapatan 57 persen pada kuartal kedua 2025. Kami akan terus berfokus pada recurring income dalam strategi pengelolaan portofolio properti,” ujar Chief Executive Officer (CEO) Paradise Indonesia, Anthony P. Susilo, Kamis, 31 Juli 2025.
Penjualan unit Antasari Place berkontribusi besar terhadap pendapatan Paradise Indonesia pada paruh pertama tahun ini.
Porsi penjualan properti (property sales) naik menjadi 38 persen dari total pendapatan semester pertama 2025, sebaliknya, pada periode sama 2024 baru menyumbang sekitar 11 persen.
Selain penjualan properti, otot pendapatan Paradise Indonesia pada semester pertama 2025 bertumpu pada bisnis komersial, termasuk di dalamnya adalah pusat perbelanjaan modern sebesar Rp253,48 miliar.
Lalu, otot lainnya adalah bisnis perhotelan dengan membungkus pendapatan Rp280,30 miliar.
Sumbangan pendapatan bisnis hotel dan komersial masing-masing sekitar 32 persen dan 29 persen pada enam bulan pertama 2025.
Pada kuartal II 2025, Paradise Indonesia juga telah menyelesaikan perluasan area 23 Paskal seluas >6.600 meter persegi (m2) yang menambah 44 tenant baru.
Baca juga: INPP Anggarkan Capex Rp1 Triliun
Kontribusi dari ekspansi ini diperkirakan mulai memberikan dampak positif terhadap recurring income pada paruh kedua tahun 2025 dari sisi komersial.
Recurring Income
Memasuki semester kedua 2025, Paradise Indonesia menargetkan penyelesaian sejumlah proyek strategis yang akan memperkuat kontribusi pendapatan berulang (recurring income).
Salah satunya adalah proyek serviced apartment Antasari Place Citadines yang direncanakan mulai beroperasi dalam waktu dekat dan turut mendukung pertumbuhan pendapatan berulang.
Kontribusi dari kedua proyek tersebut, Perseroan optimistis dapat menjaga komposisi recurring income di kisaran 70 persen hingga akhir tahun.
Ke depan, Paradise Indonesia tengah menyelesaikan pembangunan proyek pusat perbelanjaan 23 Semarang yang ditargetkan rampung pada awal 2026.
Selain itu, Paradise Indonesia juga merencanakan pengembangan Antasari Place Tower 2 yang kemungkinan akan dilengkapi dengan unit SOHO (Small Office Home Office), guna menciptakan ekosistem properti terintegrasi mencakup hunian apartemen, serviced apartment, area komersial, dan perkantoran.
Sebagai bagian dari komitmen terhadap pertumbuhan berkelanjutan, Paradise Indonesia terus memperluas portofolio propertinya, termasuk melalui pengembangan proyek baru dengan konsep inovatif yang akan dikembangkan di Balikpapan.
Laba Melonjak
Sementara itu, seiring dengan melonjaknya pendapatan, laba bersih Paradise Indonesia juga meningkat signifikan sekitar 58 persen sepanjang semester pertama 2025.
Baca juga: Terapkan Strategi Ini, INPP Berharap Recurring Income Setor 70 Persen
Mengutip laporan keuangan Perseroan, INPP membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk atau laba bersih sebesar Rp443,19 miliar.
Sebaliknya, pada enam bulan pertama 2024, laba bersih Paradise Indonesia tercatat sekitar Rp280,76 miliar.
Sementara itu, aset INPP tercatat sebesar Rp10,16 triliun pada akhir Juni 2025, naik bila dibandingkan dengan akhir Desember 2024 yang sekitar Rp9,71 triliun.
Liabilitas INPP turun dari Rp3,41 triliun pada akhir 2024 menjadi Rp3,38 triliun pada semester pertama 2025.
Sebaliknya, ekuitas INPP naik menjadi Rp6,78 triliun per akhir Juni 2025 dari Rp6,29 triliun per akhir 2024.
Per akhir Juni 2025, pemegang saham INPP terdiri atas Standard Chartered Bank SG S/A VP Bank A/C PT Grahatama Kreasibaru sebesar 37,00 persen, Standard Chartered Bank SG S/A VP Bank A/C Tree of Blessing PTe Ltd 28,15 persen, PT Propertindo Prima Investama 10,00 persen, dan Elysium Investment Partner Ltd 8,00 persen.
Baca juga: Mengintip Penjualan Properti Paradise Indonesia
Selain itu, CGS International Securities Singapore Pte Ltd 7,96 persen, Patrick Santosa Rendradjaja (direktur INPP) 0,04 persen, Karel Patipeilohy (komisaris INPP) 0,01 persen, dan masyarakat 8,84 persen.
(*)