Lalu, delapan proyek perumahan yang mencakup Metland Menteng, Metland Puri, Metland Transyogi, Metland Cileungsi, Metland Cibitung, Metland Cyber Puri, Metland Cikarang, dan Metland Kertajati.
Selain itu, 13 proyek komersial yang mencakup pusat perbelanjaan, hotel berbintang, gedung perkantoran dan apartemen yang tersebar di Lokasi Jakarta, Jawa Barat, Banten, Bali, dan Manado.
Ke-13 proyek komersial MTLA itu terdiri atas Metropolitan Mal Bekasi, Grand Metropolitan Bekasi, Metropolitan Mal Cileungsi, One District Puri, dan Horison Ultima Bekasi.
Lalu, Metland Hotel Bekasi & Plaza Tambun, Horison Ultima Seminyak Bali, Metland Hotel Cirebon, Metland Smara Kertajati, Metland Venya Ubud, Venya Villa Ubud, M Gold Tower Bekasi, dan Apartemen Kaliana Transyogi.
Baca juga: Residensial Masih Jadi Andalan Metland
Sementara itu, mengutip laporan keuangan Perseroan, pendapatan MTLA sepanjang Januari-September 2025 turun sekitar 13 persen bila dibandingkan dengan periode sama 2024, yakni dari Rp1,30 triliun menjadi Rp1,13 triliun.
Turunnya pendapatan memengaruhi torehan laba bersih Metland sepanjang Januari-September 2025.
Per akhir September 2025, laba bersih MTLA merosot sekitar 26 persen bila disandingkan dengan periode sama 2024, yaitu dari Rp313,83 miliar menjadi Rp232,45 miliar.
Sekalipun demikian, Anhar Sudradjat, presiden direktur PT Metropolitan Land Tbk, dalam acara paparan publik kinerja Perseroan, Senin, 10 November 2025 menjelaskan bahwa pihaknya tetap optimistis laba hingga akhir tahun akan tetap terjaga baik sesuai dengan perkembangan perekonomian yang mulai membaik.
Dari sisi neraca, total aset Metland per akhir September 2025 naik menjadi Rp7,7 triliun atau tumbuh 3,84 persen dibandingkan akhir tahun sebelumnya.
Lalu, liabilitas tercatat Rp1,9 triliun atau naik 5,82 persen, sedangkan ekuitas meningkat 3,19 persen menjadi Rp5,7 triliun, mencerminkan kondisi keuangan yang terjaga.
Baca juga: Tradisi Bagi Dividen Metland Terus Berjalan
Pemegang saham Metland per akhir September 2025 terdiri atas PT Metropolitan Persada Internasional sebesar 37,52 persen, PT Ciputra Nusantara 15,00 persen, PT Yulie Sekuritas Tbk 7,22 persen, dan Magnus Jaya 5,30 persen.
Selain itu, Iwan Putra Brasali (komisaris) 2,04 persen, Nanda Widya (komisaris) 1,06 persen, Anhar Sudrajat (presiden direktur) 0,08 persen, Olivia Sulistio (direktur) 0,04 persen, Wahyu Sulistio (direktur) 0,00 persen, Santoso (direktur) 0,00 persen, dan masyarakat 31,73 persen.
(*)





