Jakarta, landbank.co.id– Di tengah penurunan pendapatan, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland mampu menjaga pertumbuhan laba bersih pada kuartal pertama 2025.
Penurunan pendapatan emiten berkode saham MTLA ini terjadi karena motor utama pemasukan, yakni penjualan tanah dan bangunan, termasuk rumah toko (ruko) menurun pada tiga bulan pertama 2025.
Di lini penjualan tanah dan bangunan, Metland harus membukukan penurunan sekitar 27 persen, yakni dari Rp129,77 miliar pada Januari-Maret 2024 menjadi Rp94,90 miliar per akhir Maret 2025.
Lalu, penjualan ruko turun dari semula Rp82,37 miliar menjadi Rp70,05 miliar alias turun sekitar 15 persen.
Sumber pendapatan Metland lainnya terlihat juga ada yang mencatat peningkatan, namun mayoritas harus membukukan penurunan.
Pendapatan sewa ruangan merupakan lini usaha yang mencatat pertumbuhan sepanjang Januari-Maret 2025 dibandingkan dengan periode yang sama 2024, yakni dari Rp61,46 miliar menjadi Rp62,52 miliar.
Baca juga: 2025, Metland Maksimalkan PPN DTP untuk Penjualan Residensial
Secara keseluruhan, pendapatan MTLA per akhir Maret 2025 turun tipis dibandingkan dengan periode yang sama 2024, yakni dari Rp366,46 miliar menjadi Rp365,50 miliar.
Sekalipun demikian, MTLA justru mampu mengerek raihan laba bersih pada kuartal pertama 2025 disandingkan periode sama 2024.
Per akhir Maret 2025, laba bersih MTLA tercatat sebesar Rp75,30 miliar atau tumbuh sekitar 7 persen dari torehan pada periode sama 2024 yang masih di level Rp69,77 miliar.
Sementara itu, jumlah aset MTLA tercatat sebesar Rp7,42 triliun pada akhir Maret 2025, lebih rendah bila disandingkan dengan per akhir Desember 2024 yang senilai Rp7,43 triliun.
Penurunan juga terjadi di lini liabilitas. Per akhir Maret 2025, liabilitas MTLA senilai Rp1,72 triliun, sedangkan akhir 2024 sebesar Rp1,84 triliun.
Sebaliknya, MTLA mencatat peningkatan di lini ekuitas. Bila akhir 2024 ekuitas MTLA masih sebesar Rp5,58 triliun, kini, per akhir Maret 2025, menyentuh angka Rp5,69 triliun.
Baca juga: Metland Ciptakan Tonggak Pendapatan Tertinggi
Maksimalkan PPN DTP
Sementara itu, manajemen Metland mengaku akan memaksimalkan insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) untuk menopang penjualan properti residensial, yakni rumah tapak dan apartemen.
“Kami akan maximize (memaksimalkan) program PPN DTP pada 2025,” ujar Olivia Surodjo, direktur Metland kepada landbank.co.id, baru-baru ini.
Metland punya catatan manis terkait pemanfaatan program PPN DTP dalam mendongkrak penjualan residensial pada 2024.
“Peningkatan penjualan residensial disumbang sekitar 41 persen dari program insentif PPN DTP yang dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat,” tutur Olivia Surodjo.
Tahun 2025, MTLA terus melanjutkan pengembangan pada unit berjalan residensial dengan menghadirkan produk-produk terbaru maupun proyek terbaru seperti Metland Kertajati yang sudah mulai dipasarkan.
“Kami launching proyek di Kertajati akhir tahun 2024. Pada 2025 ini kami launching cluster-cluster baru di lokasi-lokasi proyek existing,” ujar Olivia.
Manajemen Metland menerangkan, beberapa proyek juga tengah memasarkan produk-produk seperti Metland Menteng yang memasarkan tipe White Rose dan Metland Transyogi yang memasarkan cluster Walden.
Lalu, Metland Cibitung yang memasarkan cluster Barcelona Cove dan Havana Breeze, serta Metland Cikarang yang memasarkan produk terbarunya yaitu tipe Derora.
Baca juga: PPN DTP Punya Andil Terhadap Pendapatan Residensial Metland
Olivia menerangkan, pada 2025, pihaknya tetap menargetkan pertumbuhan penjualan untuk segmen properti residensial.
“Mungkin tahun 2025 karena masih banyak ketidakpastian economy, kami menargetkan pertumbuhan single digit saja,” tutur Olivia.
Karena itu, Metland akan memaksimalkan program PPN DTP yang digulirkan oleh pemerintah guna mencapai target pertumbuhan penjualan tahun 2025.
Pemanfaatan PPN DTP untuk meningkatkan penjualan cukup relevan. Menurut Ferry Salanto, head of Research Colliers Indonesia, manfaat insentif itu cukup dirasakan.
“Insentif PPN DTP memiliki dampak cukup signifikan bagi penjualan rumah tapak dibandingkan dengan apartemen,” ujar Ferry Salanto, baru-baru ini.
(*)