Jakarta, landbank.co.id– Lingkungan ritel perkotaan Jakarta mengalami transformasi yang ditandai dengan kemunculan dan meningkatnya popularitas format ritel gaya hidup semi terbuka (semi-outdoor lifestyle).
Menurut Colliers Indonesia, ritel semi-outdoor lifestyle merupakan model komersial hibrida yang memadukan desain ruang terbuka dengan fungsi ritel, makanan dan minuman (food & beverage/F&B), dan rekreasi.
Format semi-outdoor lifestyle dibangun berdasarkan peran tradisional ruko sebagai pusat usaha kecil dan menengah, yang menawarkan pengalaman konsumen yang lebih dinamis dan menarik.
Terlebih, dalam beberapa tahun terakhir, pasar properti di Jakarta mengalami penurunan kinerja yang berkelanjutan pada sektor perkantoran dan apartemen.
Stagnasi yang berkepanjangan ini telah menjadikan pembangunan kantor dan apartemen kurang menarik bagi investasi.
“Memanfaatkan lahan kosong dan dikembangkan menjadi ritel semi-outdoor lifestyle, tidak hanya sebagai sumber pendapatan, tetapi juga meningkatkan produktivitas aset dalam jangka menengah, sambil tetap menjaga fleksibilitas untuk pengembangan kembali di masa depan ketika kondisi pasar membaik,” kata Sander Halsema, head of Retail Services Colliers Indonesia, Rabu, 21 Mei 2025.
Baca juga: Okupansi Pusat Perbelanjaan di Jakarta Relatif Stagnan
Seiring dengan terus berkembangnya lanskap ritel di Jakarta, format ritel semi-outdoor lifestyle menawarkan keunggulan strategis yang signifikan bagi para pemilik lahan atau pengembang, serta penyewa ritel.
Pemilik lahan atau Pengembang
- Menghasilkan pendapatan berkelanjutan dengan tetap fleksibel untuk beralih ke penggunaan lahan yang lebih intensif ketika kondisi pasar mendukung.
- Dalam konteks pengembangan kawasan hunian, khususnya proyek apartemen, alih-alih memulai dengan pembangunan unit hunian dan menambahkan fasilitas pendukung di tahap selanjutnya, pengembang dapat menginisiasi proyek melalui pembangunan komponen ritel terlebih dahulu.
Peritel
- Sewa ruang ritel semi-outdoor umumnya lebih rendah, dibandingkan dengan pusat perbelanjaan tradisional. Jangka waktu sewa biasanya berkisar antara tiga hingga lima tahun, dengan opsi perpanjangan secara tahunan setelahnya. Fleksibilitas ini memungkinkan para peritel untuk mengelola risiko secara lebih efektif sambil mengembangkan operasional mereka.
- Model bagi hasil menciptakan hubungan saling menguntungkan antara pemilik dan penyewa.
- Biaya operasional lebih rendah karena perawatan dan fasilitas yang dibutuhkan lebih minimal dibandingkan mal secara umum.
Baca juga: Mengenal Empat Zona Eastvara Mall, Ada Lokasi Menikmati Matahari Terbenam
Colliers Indonesia menyatakan, perkembangan ruang ritel semi-outdoor telah meluas hingga ke luar Jakarta, dan menjangkau daerah-daerah sekitar seperti Bodetabek, yang menunjukkan lingkungan ritel yang kuat dan dinamis yang terus beradaptasi dan berkembang.