Jakarta, landbank.co.id– Jumlah ruang pusat perbelanjaan modern (mal) di Jakarta diprediksi bertambah pada 2026 dibandingkan stok setahun sebelumnya.
Penambahan mal atau ruang ritel itu terjadi terutama di luar kawasan pusat bisnis (central business district/CBD) Jakarta.
Ada sejumlah alasan yang mendorong terjadinya penambahan mal di Jakarta.
Salah satunya, kata Cushman & Wakefield karena adanya ekspansi sejumlah peritel ternama.
“Tahun 2026 diperkirakan hadir 61.000 meter persegi ruang ritel baru, terutama di luar CBD,” ujar Arief Rahardjo, director of Strategic Consulting of Cushman & Wakefield dalam paparan virtual yang dipantau dari Jakarta, baru-baru ini.
Dia menegaskan, penambahan ruang ritel itu didorong oleh penyelesaian proyek besar.
Baca juga: Bisnis Mal Metropolitan Kentjana Kinclong
Arief menerangkan, permintaan ruang ritel didorong oleh ekspansi merek internasional dan F&B seperti 88SEOUL, Beauty in the Pot, serta brand mewah Hermès, Loewe, dan Jimmy Choo.
Mengutip riset Cushman & Wakefield, pada 2026, sejumlah mal menjalani renovasi untuk menghadirkan konsep ritel baru dan menata ulang komposisi penyewa.
“Dengan semakin dekatnya penyelesaian proyek ritel baru, pasokan diperkirakan meningkat, yang berpotensi menekan tingkat okupansi,” dilansit riset itu.
Meski tingkat okupansi diproyeksikan menurun, masih mengutip riset itu, permintaan dari penyewa F&B diperkirakan tetap kuat, karena segmen ini terbukti paling tangguh dan terus berkembang.
Baca juga: Peritel Asing Incar Mal di Jakarta
Secara keseluruhan, harga sewa dasar diperkirakan tetap relatif stabil, meskipun mal dengan arus pengunjung tinggi dan tingkat okupansi kuat berpeluang mengalami kenaikan harga sewa.
Mal Baru
Penyewa ritel lokal maupun internasional terus memasuki pasar Jakarta, menegaskan daya tarik kota ini.
