Ini Kawasan Industri yang Potensial untuk Relokasi Pabrik China

Selain Jabodetabek, wilayah seperti Subang, Jawa Tengah, Surabaya juga potensial untuk perusahaan-perusahaan China merelokasi pabriknya/foto: landbank.co.id

Bagi perusahaan dengan bidang usaha seperti electric vehicle (EV) bisa melirik wilayah Subang, sedangkan perusahaan yang bergerak di bidang fast-moving consumer goods (FMCG) mempertimbangkan wilayah Surabaya.

“Bagi kawasan industri yang belum dipasarkan ke publik, salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah dengan mempercepat pembangunan kawasan industri baru,” paparnya.

Bacaan Lainnya

Baca juga: Bisnis Kawasan Industri AKRA Tumbuh 13 Persen

Hal ini, tambah dia, termasuk memastikan ketersediaan utilitas dan infrastruktur yang memadai. Ketersediaan ini menjadi sangat penting, agar ketika ada permintaan dari perusahaan China yang ingin melakukan relokasi, lahan sudah siap untuk digarap atau dibangun.

Selain itu, koneksi dari kawasan industri dengan beberapa jalan tol utama termasuk yang mengarah ke dan dari pelabuhan serta bandar udara harus terhubung dengan baik.

Tanpa adanya kesiapan akses beserta utilitas memadai, akan sulit menarik minat perusahaan yang sedang mencari lahan untuk relokasi pabrik mereka.

Baca juga: SSIA Kantongi Marketing Sales Lahan Rp1,74 Triliun

Menurut Rivan, tren ketertarikan perusahaan China merelokasi pabrik ke Indonesia dapat memberikan pengaruh terhadap kondisi pasar industrial di Indonesia.

“Dalam hal ini, kami menilai pengaruhnya tentu akan menjadi positif. Dikarenakan keadaan ekonomi di China sendiri yang cukup stagnan, ditambah potensi perang tarif dengan Amerika Serikat, maka pengaruhnya terhadap tren ini akan cukup besar. Ini akan menarik bagi pasar industrial di Indonesia bila bisa menangkap kesempatan tersebut,” ujar dia.

Dia mengingatkan agar Indonesia harus mampu untuk bisa lebih bersaing dengan negara-negara ASEAN lainnya seperti contohnya Vietnam, Malaysia, Thailand, atau Kamboja.

Baca juga: Kode dari Jepang Soal Dukungan Data Perumahan

“Indonesia harus memiliki sistem perizinan yang lebih baik. Dari sisi regulasi dan birokrasi pun harus diperbaiki, agar dapat menawarkan sesuatu yang lebih menarik bagi perusahaan yang akan melakukan relokasi pabrik ke Indonesia,” ujar Rivan.

 

(*)

Pos terkait