Gedung Perkantoran Hijau CBD Jakarta Sentuh Satu Juta M2

Pertumbuhan pasar gedung perkantoran hijau di Jakarta membuktikan bahwa pelaku industri properti dan penyewa semakin sadar akan pentingnya ESG/foto: landbank.co.id

Jakarta, landbank.co.id– Gedung perkantoran bersertifikat hijau dinilai tumbuh stabil di kawasan pusat bisnis (central business district/CBD) Jakarta.

Knight Frank Indonesia menilai bahwa pasar gedung perkantoran hijau yang berkembang di Jakarta mengindikasikan peningkatan kesadaran dan penerapan prinsip-prinsip Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (ESG) di sektor properti.

Bacaan Lainnya

Data Knight Frank Indonesia membeberkan bahwa gedung perkantoran bersertifikat hijau, seperti yang memiliki sertifikasi GBCI, Greenmark, LEED, dan WELL, kini mewakili 14 persen dari total luas lantai bruto (gross floor area/GFA) gedung perkantoran di CBD Jakarta, mencapai 1.076.404 meter persegi (m2).

Permintaan akan ruang kerja berkelanjutan cukup stabil, terutama untuk ruang perkantoran premium.

Baca juga: Berkaca Pada Bisnis Perkantoran Jakarta 2024

“Pertumbuhan pasar gedung perkantoran hijau di Jakarta membuktikan bahwa pelaku industri properti dan penyewa/occupier semakin sadar akan pentingnya ESG,” urai Jackie Cheung, direktur ESG Knight Frank Asia Pasifik dan Singapura dikutip Selasa, 4 Maret 2025

Dia menambahkan, pihaknya melihat minat yang meningkat pada bangunan yang tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga memberikan manfaat sosial dan didukung oleh tata kelola yang kuat.

“Prestise juga menjadi nilai tambah dari gedung perkantoran berbasis ESG. Kami prediksikan tren ini akan terus berlanjut seperti pasar Asia Pasifik, karena semakin banyak perusahaan memasukkan ESG ke dalam strategi bisnis mereka,” ujar Jackie Cheung.

Data Knight Frank Indonesia menyebutkan bahwa tingkat hunian gedung bersertifikat hijau menunjukkan perbedaan dibandingkan dengan gedung perkantoran konvensional sebanyak minus tiga persen.

Baca juga: Knight Frank: Okupansi Perkantoran Jakarta 76,46 Persen

Namun, rata-rata pertumbuhan harga sewa untuk ruang kantor berkelanjutan ini secara signifikan lebih tinggi berkisar 25-30 persen.

Perbedaan sewa ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti lokasi, usia bangunan, fitur smart technology, building specification, supporting facilities, amenities dan lainnya.

Meskipun demikian, tren gedung perkantoran hijau ini diperkirakan akan terus tumbuh seiring dengan matangnya pasar ESG.

Pos terkait