Jakarta, landbank.co.id– PT Duta Pertiwi Tbk (DUTI) mencatat penurunan pendapatan sekitar 49 persen pada semester pertama 2025 dibandingkan dengan periode yang sama 2024.
Pada paruh pertama 2025, pendapatan PT Duta Pertiwi Tbk sekitar Rp1,18 triliun, sedangkan pada periode sama 2024 masih bertengger di posisi Rp2,30 triliun.
PT Duta Pertiwi Tbk yang mengusung kode saham DUTI di Bursa Efek Indonesia (BEI) mengandalkan penjualan tanah, rumah tinggal, dan ruko untuk mengisi pundi-pundi pendapatan.
Per akhir Juni 2025, penjualan tanah, rumah, dan ruko tercatat sebesar Rp632,99 miliar atau setara sekitar 54 persen dari total pendapatan DUTI.
Pada enam bulan pertama 2025, DUTI harus puas mencatat penurunan penjualan tanah, rumah, dan ruko sekitar 58 persen bila disandingkan dengan periode sama 2024.
Per akhir Juni 2024, penjualan tanah, rumah, dan ruko membukukan pendapatan Rp1,52 triliun atau menyumbang sekitar 66 persen terhadap DUTI.
Baca juga: Landbank BSDE Tembus 4.380 Hektare
Sepanjang Januari-Juni 2025, sumber pemasukan DUTI yang mencatat pertumbuhan adalah di lini sewa, sekaligus penyumbang kedua terbesar.
Mengutip laporan keuangan DUTI, per akhir Juni 2025, pendapatan sewa DUTI tercatat senilai Rp314,50 miliar atau menyumbang sekitar 27 persen.
Pendapatan sewa pada paruh pertama 2025 naik sekitar 8 persen dibandingkan dengan periode sama 2024 yang masih sekitar Rp290,71 miliar.
Ketika itu, pendapatan sewa menyumbang sekitar 13 persen terhadap total pendapatan DUTI pada semester pertama 2024.
Baca juga: Prospek Properti 2025, Duta Pertiwi: Tahun Penuh Potensi
Di sisi lain, penurunan pendapatan beriringan dengan turunnya laba bersih. Per akhir Juni 2025, laba bersih DUTI sekitar Rp128,79 miliar.
Sebaliknya, anak usaha PT Bumi Serpong Damai Tbk ini masih membungkus laba bersih Rp525,98 miliar pada enam bulan pertama 2024.
Tahun Potensi
Sebelumnya, manajemen DUTI pernah menyatakan bahwa tahun 2025 penuh dengan potensi bagi bisnis properti di Indonesia.
“Tahun 2025 adalah tahun yang penuh potensi. Kami meyakini komitmen pemerintah terhadap pembangunan infrastruktur takkan berhenti dan itu akan menjadi modal bagi industri dan sekaligus Perusahaan untuk bertumbuh,” ujar manajemen PT Duta Pertiwi Tbk dalam Annual Report Perseroan.
Pembangunan infrastruktur tersebut, jelas manajemen PT Duta Pertiwi Tbk akan memberikan efek bola salju yang positif bagi aktivitas bisnis dan peningkatan daya beli.
Emiten properti berkode saham DUTI ini meyakini bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia yang ditopang oleh investasi yang makin berdaya guna juga menjadi salah satu katalis properti, baik di segmen jual maupun sewa.
Aktivitas dan mobilitas bisnis yang makin tinggi menciptakan kebutuhan akan tempat pertemuan dan hotel.
“Meski demikian, kami pun menyadari ada berbagai tantangan yang harus dihadapi pada tahun 2025 ini,” papar manajemen DUTI.
Sejumlah faktor akan menjadi tantangan pada tahun-tahun ke depan, antara lain rencana kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang meski ditunda, namun akan tetap memengaruhi sentimen masyarakat, risiko deflasi yang masih membayangi, serta perubahan gaya hidup masyarakat.
Baca juga: Rumah dan Ruko Mendominasi Pendapatan Duta Pertiwi
Lalu, suku bunga tinggi juga masih menjadi kendala, karena lebih dari 75 persen konsumen masih menggunakan kredit pemilikan rumah (KPR).
Di aspek pasar, kata manajemen DUTI, perubahan gaya hidup dan ketimpangan daya beli telah menjadi perhatian Perusahaan yang merupakan kelompok Sinar Mas Land ini.
Mengutip sebuah riset, kata manajemen DUTI, ditemukan bahwa responden Generasi Z pesimis dapat membeli rumah sendiri karena harga yang sudah terlalu tinggi dan kebanyakan belum memiliki pekerjaan tetap.
Sementara itu, jumlah aset DUTI per akhir Juni 2025 tercatat sebesar Rp15,89 triliun atau lebih besar dibandingkan dengan per akhir Desember 2024 yang senilai Rp14,36 triliun.
Sebaliknya, ekuitas DUTI pada paruh pertama 2025 turun menjadi Rp2,46 triliun dibandingkan Rp2,49 triliun pada akhir Desember 2024.
Ekuitas DUTI membesar dari semula Rp11,86 triliun pada akhir 2024 menjadi Rp13,42 triliun pada semester pertama 2025.
Baca juga: Anak Duta Pertiwi Jual Saham
Per akhir Juni 2025, pemegang saham Duta Pertiwi terdiri atas PT Bumi Serpong Damai Tbk sebesar 92,38 persen dan masyarakat 7,62 persen.
(*)