“Tahun 2025 adalah tahun yang penuh potensi. Kami meyakini komitmen pemerintah terhadap pembangunan infrastruktur takkan berhenti dan itu akan menjadi modal bagi industri dan sekaligus Perusahaan untuk bertumbuh,” ujar manajemen PT Duta Pertiwi Tbk dalam Annual Report Perseroan.
Pembangunan infrastruktur tersebut, jelas manajemen PT Duta Pertiwi Tbk akan memberikan efek bola salju yang positif bagi aktivitas bisnis dan peningkatan daya beli.
Emiten properti berkode saham DUTI ini meyakini bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia yang ditopang oleh investasi yang makin berdaya guna juga menjadi salah satu katalis properti, baik di segmen jual maupun sewa.
Aktivitas dan mobilitas bisnis yang makin tinggi menciptakan kebutuhan akan tempat pertemuan dan hotel.
“Meski demikian, kami pun menyadari ada berbagai tantangan yang harus dihadapi pada tahun 2025 ini,” papar manajemen DUTI.
Sejumlah faktor akan menjadi tantangan pada tahun-tahun ke depan, antara lain rencana kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang meski ditunda, namun akan tetap memengaruhi sentimen masyarakat, risiko deflasi yang masih membayangi, serta perubahan gaya hidup masyarakat.
Baca juga: Rumah dan Ruko Mendominasi Pendapatan Duta Pertiwi
Lalu, suku bunga tinggi juga masih menjadi kendala, karena lebih dari 75 persen konsumen masih menggunakan kredit pemilikan rumah (KPR).
Di aspek pasar, kata manajemen DUTI, perubahan gaya hidup dan ketimpangan daya beli telah menjadi perhatian Perusahaan yang merupakan kelompok Sinar Mas Land ini.
Mengutip sebuah riset, kata manajemen DUTI, ditemukan bahwa responden Generasi Z pesimis dapat membeli rumah sendiri karena harga yang sudah terlalu tinggi dan kebanyakan belum memiliki pekerjaan tetap.
Sementara itu, jumlah aset DUTI per akhir Juni 2025 tercatat sebesar Rp15,89 triliun atau lebih besar dibandingkan dengan per akhir Desember 2024 yang senilai Rp14,36 triliun.
Sebaliknya, ekuitas DUTI pada paruh pertama 2025 turun menjadi Rp2,46 triliun dibandingkan Rp2,49 triliun pada akhir Desember 2024.
Ekuitas DUTI membesar dari semula Rp11,86 triliun pada akhir 2024 menjadi Rp13,42 triliun pada semester pertama 2025.
Baca juga: Anak Duta Pertiwi Jual Saham
Per akhir Juni 2025, pemegang saham Duta Pertiwi terdiri atas PT Bumi Serpong Damai Tbk sebesar 92,38 persen dan masyarakat 7,62 persen.
(*)